AFRIN, SURIAH (voa-islam.com) - Pasukan Turki telah bergerak untuk mengusir anggota kelompok jihadis Hay'at Tahrir al-Sham (HTS) dari kota Afrin di Suriah barat laut dan daerah sekitarnya, sumber militer mengklaim kepada situs berbahasa Arab The New Arab.
Tentara Turki telah memasang penghalang beton di penyeberangan di daerah pedesaan selatan Afrin yang menghubungkan daerah itu ke Idlib, benteng HTS, sumber dari Tentara Nasional Suriah (SNA) yang didukung Turki mengatakan kepada Al-Araby Al-Jadeed.
Tentara Turki yang ditempatkan di pos pemeriksaan juga mencari dan memverifikasi identitas orang yang memasuki Afrin untuk mencegah anggota HTS yang menyamar memasuki daerah tersebut, kata sumber tersebut.
Tentara Turki mengusir sejumlah anggota HTS yang mencoba bergerak melalui pos pemeriksaan di utara Afrin dengan mengenakan seragam polisi militer, menurut sumber tersebut.
Langkah untuk mengusir HTS dilakukan setelah kelompok jihadis itu menyerbu sebagian distrik Afrin dan Azaz di Suriah barat laut awal bulan ini.
Afrin berada di bawah kendali SNA yang didukung Turki dan direbut dari milisi Komunis Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) pada 2018.
Setelah bentrokan mematikan, HTS dan SNA menyetujui gencatan senjata awal, di mana Afrin akan dikelola bersama oleh kedua kelompok dan sebagian besar personel HTS akan meninggalkan daerah tersebut.
Namun, bentrokan baru pecah awal pekan ini ketika HTS melancarkan serangan di daerah tersebut. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa total 58 orang tewas dalam pertempuran.
Serangan itu tampaknya memaksa Turki untuk turun tangan membela pasukan sekutunya, dengan Ankara memberi HTS sampai fajar pada hari Kamis untuk mundur dari Afrin.
Beberapa, meskipun tidak semua, pasukan HTS telah ditarik dari daerah itu sebagai tanggapan atas tuntutan Turki. Namun, pasukan yang bersekutu dengan HTS tetap di tempatnya, memicu kekhawatiran bahwa kelompok itu dapat dengan mudah kembali.
Protes terjadi di Suriah utara pada hari Jum'at, menyerukan diakhirinya perebutan wilayah Afrin oleh kelompok tersebut.
Baik AS dan Rusia telah mengkritik Turki karena dugaan kelemahannya terkait serangan HTS di Afrin.
Keduanya dilaporkan menekan Ankara untuk bertindak terhadap kelompok tersebut, yang salah satu faksi yang membentuknya sebelumnya pernah berafiliasi dengan Al-Qaidah dan masih ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh beberapa negara termasuk AS, Inggris dan Turki. (TNA)