View Full Version
Senin, 31 Oct 2022

Pasukan Zionis Israel Tutup Kota Hebron Setelah Penembakan Yang Menewaskan 1 Orang

TEPI BARAT, PALESTINA (voa-islam.com) - Pasukan Israel menutup kota Hebron di selatan Tepi Barat yang diduduki pada hari Ahad (31/10/2022) setelah serangan penembakan yang menewaskan satu orang Israel.

Pasukan Israel "menutup semua pintu masuk ke kota dengan gundukan tanah", seorang aktivis hak asasi manusia di Hebron yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan kepada The New Arab, setelah serangan oleh seorang penyerang yang diidentifikasi sebagai guru sekolah berusia 35 tahun Mohammad Jaabari.

Pasukan Israel membunuh Jabaari selama serangannya, kemudian dilaporkan menahan jenazahnya dari keluarga. Warga Palestina di Hebron melakukan pemogokan umum pada hari Ahad sebagai tanda berkabung bagi penembak.

Pasukan Israel kemudian menggerebek rumah Jabaari, menangkap salah satu saudara laki-lakinya, dan mengukur rumah tersebut untuk kemudian dibongkar, kata aktivis Hebron kepada The New Arab.

Israel secara sistematis menghancurkan rumah-rumah warga Palestina yang melakukan serangan terhadap warga Israel. Kebijakan tersebut digambarkan oleh kelompok hak asasi manusia sebagai 'hukuman kolektif', yang dianggap sebagai kejahatan perang menurut hukum internasional.

Jaabari dilaporkan melepaskan tembakan ke rumah anggota parlemen sayap kanan Israel Itamar Ben Gvir.

Laporan media Israel mengidentifikasi orang Israel yang mati sebagai Ronen Hananyah, seorang penduduk pemukiman ilegal Yahudi Kiryat Arba yang berusia enam puluhan.

Dia tewas saat meninggalkan toko serba ada bersama putranya, yang terluka dalam serangan itu.

Ofer Ohana, seorang pemukim ekstremis sayap kanan yang dikenal karena agresinya terhadap warga Palestina, termasuk di antara mereka yang terluka parah. Ohana adalah penduduk Kiryat Arba, sebuah pemukiman Hebron yang menjadi rumah bagi sekelompok orang Israel yang mayoritas beragama sayap kanan.

"Ofer Ohanna, pemukim yang terluka parah, adalah salah satu pemukim paling agresif di Kiryat Arba yang secara teratur mengganggu warga Palestina di kota tua, dan telah mengancam saya secara pribadi akan kematian lebih dari sekali," kata aktivis itu. (TNA)


latestnews

View Full Version