View Full Version
Selasa, 01 Nov 2022

15 Bulan Setelah Pengambilalihan, Imarah Islam Afghanistan Tetap Tidak Diakui Dunia

KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Sejak Imarah Islam berkuasa di Afghanistan, hampir lima belas bulan yang lalu, tidak ada negara yang mengakui pemerintahannya.

Namun, wakil juru bicara Imarah Islam, Bilal Karimi, mengatakan bahwa Kabul telah menyelesaikan semua persyaratan untuk pengakuan dan bahwa masyarakat internasional harus mengakuinya.

"Imarah Islam telah memenuhi kriteria dan norma yang diperlukan untuk pengakuan di dunia," kata Karimi.

Pakar politik percaya bahwa kegagalan untuk menerapkan Perjanjian Doha, penutupan sekolah perempuan dan kurangnya pemerintah yang inklusif adalah alasan mengapa pemerintah saat ini belum diakui sejauh ini.

"Mereka harus membuat perubahan pada sistem mereka, dengan inklusivitas yang dibutuhkan dunia, dengan beragam etnis dan pemimpin, dan mereka yang profesional harus bekerja di departemen," klaim analis politik Sayed Ishaq Gailani.

“Pembentukan pemerintahan inklusif jelas merupakan tuntutan masyarakat internasional. Kedua, sekolah perempuan harus dibuka, yang kemudian ditambahkan, dan kepatuhan terhadap hukum internasional,” kata Sangar Amirzada, pakar hubungan internasional.

Meskipun tidak ada pemerintah yang mengakui Imarah Islam, perwakilan dari India, Cina, Uzbekistan, Uni Eropa, Rusia, dan Uni Emirat Arab, hadir di Kabul.

"Negara-negara yang menimbulkan hambatan untuk pengakuan Imarah Islam terutama mencari tujuan politik dan geopolitik," kata Abdul Latif Nazari, wakil Kementerian Ekonomi.

"Pembukaan kedutaan besar di Afghanistan tidak berarti pengakuan Imarah Islam; kedutaan-kedutaan ini dibuka sementara, tidak permanen," kata Mohammad Omar Nuhzat, analis politik.

Sebelumnya, Zabiullah Mujahid, juru bicara Imarah Islam, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan outlet media Turki bahwa Barat, khususnya AS, tidak ingin pemerintahan Islam di Afghanistan diakui oleh negara lain. (TN)


latestnews

View Full Version