JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Sayap bersenjata Hamas pada hari Kamis (5/1/2023) menerbitkan sebuah buku yang ditulis oleh salah satu komandannya yang bertanggung jawab atas serangkaian serangan bom jibaku terhadap Israel.
Buku tersebut, Bus-bus Terbakar, ditulis oleh Hassan Salameh, yang menjalani 46 hukuman seumur hidup berturut-turut dan 30 tahun penjara Israel karena mengarahkan tiga serangan korban massal di Israel.
Salameh, yang lahir di Khan Yunis di Jalur Gaza, ditangkap oleh pasukan keamanan Israel pada tahun 1996 di Hebron
Judul buku itu mengacu pada bus-bus yang menjadi sasaran para pelaku bom jibaku.
Dalam buku tersebut, Salameh menceritakan bagaimana dia dan teman-temannya merencanakan dan melakukan beberapa serangan terhadap Israel.
Peluncuran buku diadakan di Khan Yunis untuk memperingati 27 tahun pembunuhan anggota senior Hamas dan kepala pembuat bom Yahya Ayyash, yang terbunuh dalam ledakan ponsel yang dipasangi bom oleh agen Israel di Jalur Gaza pada tahun 1996.
Setelah pembunuhan itu, Hamas mempercayakan Salameh dengan tugas melakukan serangan jihadi di Israel untuk membalas pembunuhan Ayyash, yang dijuluki "The Engineer" karena keahliannya dalam pembuatan bom.
Acara hari Kamis, yang diselenggarakan oleh Izuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas, dihadiri oleh ratusan warga Palestina, termasuk pejabat senior kelompok perlawanan yang berbasis di Gaza tersebut dan mantan tahanan keamanan yang ditahan di penjara Israel.
Dalam sebuah pesan pada kesempatan peluncuran buku, Salameh mengatakan bahwa serangan yang menjadi tanggung jawabnya “akan tetap abadi dalam sejarah dan menceritakan kepada generasi Palestina kisah tentang sebuah wasiat yang melampaui hal yang mustahil, melakukan keajaiban dan mengungkap kerapuhan entitas Zionis secara keseluruhan dunia."
Salameh mengatakan dia beroperasi atas perintah dari Mohammed Def, komandan keseluruhan Izuddin Al-Qassam, yang dicari oleh Israel karena perannya dalam berbagai serangan. “Kami berangkat di jalan yang penuh dengan bahaya,” tambah Salameh. “Kami hanya memiliki sedikit bahan peledak dan beberapa ribu dolar.”
Saleh Arouri, wakil kepala biro politik Hamas yang saat ini berbasis di Libanon, juga berbicara dalam acara tersebut. “Buku ini memiliki simbolisme yang hebat,” katanya. “Kita sedang melalui fase di mana tindakan perlawanan meningkat. Kami sedang menuju babak perlawanan dan konflik lain dengan penjajah; kita menuju kemenangan baru.”
Arouri mengatakan kelompoknya akan melanjutkan upayanya untuk menjamin pembebasan semua tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. (JP)