MOGADISHU, SOMALIA (voa-islam.com) - Kelompok pejuang Al-Shabaab yang berbasis di Somalia telah membantah melakukan kontak dengan pemerintah Somalia setelah wakil menteri pertahanan negara itu mengklaim bahwa para jihadis untuk pertama kalinya meminta untuk bernegosiasi.
Seorang pejabat Al-Shabaab yang tidak disebutkan namanya dengan unit media kelompok tersebut mengatakan kepada situs web pro-Al-Shabaab dalam komentar yang diterbitkan hari Ahad (8/1/2022) bahwa "tidak ada pembicaraan di antara kami."
Pada hari Sabtu, Wakil Menteri Pertahanan Abdifatah Kasim mengklaim kepada wartawan di Mogadishu bahwa "Al-Shabaab meminta untuk membuka negosiasi dengan pemerintah Somalia, tetapi ada dua kelompok di dalam Al-Shabaab." Dia mengatakan anggota Al-Shabaab Somalia "memiliki kesempatan untuk membuka negosiasi, tetapi orang asing yang menginvasi negara kita tidak memiliki hak untuk melakukan pembicaraan. Satu-satunya pilihan adalah kembali ke tempat asal mereka."
Kasim menambahkan bahwa "untuk warga Somalia, kami siap menerima mereka, karena mereka bersedia menyerahkan diri kepada pemerintah Somalia. Mereka harus mengikuti instruksi pemerintah, berintegrasi kembali dengan masyarakatnya, atau menghadapi Tentara Nasional Somalia di garis depan."
Ini adalah pertama kalinya pemerintah federal Somalia mengklaim kelompok ekstremis itu meminta pembicaraan.
Komentar itu muncul di tengah serangan militer yang diluncurkan pemerintah tahun lalu dan digambarkan sebagai "perang total". Al-Shabaab adalah afiliasi Al-Qaidah yang selama lebih dari satu dekade telah melakukan serangan besar-besaran di ibu kota Somalia dan menguasai bagian-bagian wilayah tengah dan selatan negara itu.
Al-Shabaab berjumlah beberapa ribu pejuang, termasuk orang asing yang tidak diketahui jumlahnya, baik dari negara-negara regional seperti negara tetangga Kenya dan sekitarnya. Kelompok jihadis itu telah melakukan beberapa serangan tingkat tinggi selama bertahun-tahun di Kenya, termasuk di ibu kota, Nairobi, dan di pangkalan militer yang digunakan oleh AS.
Al-Shabaab telah lama berupaya memberlakukan hukum Islam di Somalia dan mengupayakan penarikan pasukan asing yang beroperasi di negara Tanduk Afrika itu. Amerika Serikat memiliki kehadiran militer di Somalia untuk memerangi para jihadis, bersama dengan Turki dan pasukan multinasional Uni Afrika. (TNA)