PESHAWAR, PAKISTAN (voa-islam.com) - Seorang pembom jibaku menyerang masjid yang penuh sesak di dalam kompleks polisi di Pakistan pada hari Senin (30/1/2023), menyebabkan atap runtuh dan menewaskan sedikitnya 59 orang dan melukai lebih dari 150 lainnya, kebanyakan dari mereka adalah petugas polisi, kata para pejabat.
Pemboman itu mengundang kecaman nasional dari partai politik oposisi Pakistan dan pejabat pemerintah. Ghulam Ali, gubernur provinsi di Khyber Pakhtunkhwa, di mana Peshawar adalah ibu kotanya, mengatakan ada kekhawatiran jumlah korban tewas bisa meningkat lebih jauh lagi.
Masjid yang menjadi sasaran terletak di dalam kompleks yang luas, yang juga berfungsi sebagai markas polisi kota. Polisi mengatakan antara 300 hingga 350 jemaah berada di dalam masjid ketika pengebom meledakkan bahan peledaknya.
Dalam sebuah unggahan di Twitter, seorang komandan kelompok Tehreek-e-Taliban Pakistan atau TTP, Sarbakaf Mohmand, mengaku bertanggung jawab atas salah satu serangan paling mematikan terhadap pasukan keamanan dalam beberapa bulan terakhir.
Tetapi lebih dari 10 jam kemudian, juru bicara TTP Mohammad Khurasani menjauhkan kelompok itu dari pengeboman, dengan mengatakan bahwa bukan kebijakannya untuk menyasar masjid atau situs keagamaan lainnya, menambahkan bahwa mereka yang mengambil bagian dalam tindakan semacam itu dapat menghadapi tindakan hukuman di bawah kebijakan TTP. Pernyataannya tidak membahas mengapa seorang komandan TTP mengaku bertanggung jawab atas pengeboman tersebut.
Kompleks polisi itu terletak di zona keamanan tinggi di Peshawar, bersama dengan beberapa gedung pemerintah, dan tidak jelas bagaimana pengebom berhasil menembus jauh ke dalam zona tersebut tanpa diketahui.
Dampak ledakan itu meruntuhkan atap masjid, yang ambruk dan melukai banyak orang, menurut Zafar Khan, seorang petugas polisi setempat.
Misi penyelamatan panik
Serangan itu terjadi saat ibadah sore di ibu kota provinsi Peshawar, dekat bekas daerah kesukuan yang berbatasan dengan Afghanistan di mana militan terus meningkat.
Misi penyelamatan panik sedang berlangsung di masjid, yang seluruh dinding dan sebagian atapnya hancur akibat kekuatan ledakan.
"Banyak polisi terkubur di bawah reruntuhan," kata kepala polisi Peshawar Muhammad Ijaz Khan, yang memperkirakan antara 300 dan 400 petugas biasanya menghadiri shalat di masjid tersebut.
"Upaya sedang dilakukan untuk mengeluarkan mereka dengan aman," katanya.
Kekerasan meningkat dengan berakhirnya gencatan senjata
Pakistan telah menyaksikan gelombang serangan militan sejak November ketika Taliban Pakistan mengakhiri gencatan senjata mereka dengan pasukan pemerintah. (F24)