ANTAKYA, TURKI (voa-islam.com) - Sebelas hari setelah gempa - salah satu yang paling mematikan dalam 100 tahun terakhir - penyelamat telah menarik seorang anak laki-laki berusia 12 tahun dan dua pria keluar dari puing-puing, lebih dari 260 jam setelah gempa bumi yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 43.000 orang di Türki dan negara tetangga Suriah.
Bocah itu diselamatkan dari puing-puing sebuah bangunan di kota Antakya tengah provinsi Hatay pada jam ke-260 setelah gempa pertama yang melanda Türkiye pada pagi hari tanggal 6 Februari, media lokal melaporkan Kamis (17/2/2023) malam.
Osman Halebiye, warga negara asing, ditarik dari reruntuhan Apartemen Buket di distrik Ekinci.
Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengunjungi bocah itu di rumah sakit setempat.
Dua orang lagi ditarik hidup-hidup dari puing-puing di provinsi yang sama tetapi penyelamatan seperti itu semakin jarang.
Keduanya, Mehmet Ali Sakiroglu, 26, dan Mustafa Avci, 34, diselamatkan dari puing-puing sebuah bangunan di distrik Antakya pada jam ke-261 setelah gempa pertama berkekuatan 7,7.
Kerabat korban yang terluka dilarikan ke rumah sakit tempat kedua pria itu dirawat.
Penyelamatan dramatis dan permohonan bantuan
Penyelamatan mereka dilakukan setelah Neslihan Kilic, 42, ditarik dari reruntuhan di provinsi Kahramanmaras tengah 257 jam setelah gempa.
Suami Kilic dan dua anaknya masih hilang.
CNN Turk mengatakan lebih dari 250 orang tewas di kompleks gedung tinggi tempat Kilic ditemukan hidup.
Tim penyelamat juga menemukan Aleyna Olmez, 17, hidup di bawah reruntuhan di distrik Dulkadiroglu di provinsi Kahramanmaras, mengakhiri siksaan selama 248 jam.
Sementara itu, PBB telah meluncurkan permohonan dana $1 miliar untuk membantu para korban di Türkiye.
"Saya mendesak masyarakat internasional untuk meningkatkan dan mendanai sepenuhnya upaya kritis ini sebagai tanggapan atas salah satu bencana alam terbesar di zaman kita," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Dia berkata bahwa "Türkiye adalah rumah bagi jumlah pengungsi terbesar di dunia dan telah menunjukkan kemurahan hati yang luar biasa kepada tetangga Suriahnya selama bertahun-tahun," jadi inilah saatnya dunia mendukung rakyat Turki.
Kepala kemanusiaan PBB Martin Griffiths, yang mengunjungi kedua negara yang dilanda gempa minggu lalu, mengatakan: "Rakyat Türkiye mengalami sakit hati yang tak terkatakan."
Kantor Griffiths mengatakan sekitar 47.000 bangunan telah hancur atau rusak.
"Kita harus berdiri bersama mereka di saat-saat tergelap mereka dan memastikan mereka menerima dukungan yang mereka butuhkan," kata Griffiths. (TRT/Ab)