View Full Version
Kamis, 16 Mar 2023

Selandia Baru Peringati 4 Tahun Pembantaian Di Masjid Christchurch Oleh Teroris Kulit Putih

SELANDIA BARU (voa-islam.com) - Selandia Baru pada hari Rabu (15/3/2023) memperingati tahun keempat serangan teroris mematikan di sebuah masjid dan pusat Islam pada tahun 2019.

Andrew Little, menteri koordinasi utama pemerintah untuk tanggapan terhadap Laporan Komisi Kerajaan tentang Serangan Teroris di Masjid Christchurch pada tahun 2019, mengatakan para korban serangan teror mematikan itu selalu ada dalam pikiran mereka.

"Pemerintah berkomitmen untuk mengurangi ancaman terorisme dan ekstremisme kekerasan terhadap warga Selandia Baru," kata Little dalam sebuah pernyataan.

Dia menambahkan bahwa dia melakukan perjalanan ke Australia untuk Pertemuan Sub-Regional keempat tentang Kontra-Terorisme dan Keamanan Transnasional pada hari peringatan ini, yang akan dihadiri oleh Australia, Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Selandia Baru, Republik Filipina, Singapura, dan Thailand.

Pada 15 Maret 2019, Brenton Tarrant, seorang teroris supremasi kulit putih Australia, membunuh 51 orang Muslim dan melukai 40 lainnya di Masjid Al Noor dan Pusat Islam Linwood di kota Christchurch.

Dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada tahun 2020 tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat, dalam putusan pertama yang pernah dijatuhkan di negara kepulauan itu.

Namun, Tarrant mengajukan banding atas hukuman seumur hidupnya di pengadilan tahun lalu. Federasi Asosiasi Islam Selandia Baru (FIANZ) menggambarkan langkahnya sebagai upaya untuk membuat kembali trauma para korban dan bangsa.

Pernyataan terbaru yang dikeluarkan oleh asosiasi pada hari Rabu, saat memperingati empat tahun serangan tersebut, menyatakan bahwa seluruh bangsa mengingat "syuhada" atau para martir.

"Ini adalah saat ketika seluruh bangsa mengingat keluarga para syuhada dan para penyintas serangan teror," kata Presiden FIANZ Ibrar Sheikh dalam pernyataan yang diposting di situs organisasi tersebut.

Dalam pernyataan yang sama, Ketua FIANZ Abdur Razzaq menyatakan: "Pada tahun keempat sejak tragedi ini, kami juga memperhatikan Rekomendasi Komisi Kerajaan dan kebutuhan untuk memastikan kohesi sosial jangka panjang dan keamanan nasional negara kami." (AA)


latestnews

View Full Version