AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Setidaknya 20.000 orang mengungsi di Chad timur sejak bentrokan meletus di negara tetangga Sudan sekitar dua minggu lalu, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), Kantor Berita Anadolu melaporkan.
"Sebagian besar orang yang datang ke Chad membutuhkan bantuan kemanusiaan yang mendesak, seperti makanan, air, dan akomodasi," kata Kepala Misi IOM di Chad, Anne Kathrin Schaefer, dalam sebuah pernyataan, Kamis (27/4/2023).
Dia menambahkan bahwa agen kemanusiaan mencatat kedatangan, dan kebanyakan dari mereka adalah warga negara Chad atau Sudan, atau dari negara lain.
Agen IOM bekerja siang dan malam di sepanjang perbatasan sepanjang 1.400 kilometer, dan bekerja sama dengan Badan Pengungsi PBB (UNHCR) di tiga pusat pengungsian.
IOM juga akan membantu proses konsuler para pengungsi, kata Kepala Misi.
Sudan menampung rekor tertinggi 1,3 juta migran, menurut angka PBB.
Karena letak geografisnya, tepat di sebelah selatan Libya, Chad adalah salah satu poros utama jalur migrasi di Afrika.
“Masyarakat internasional harus segera meningkatkan dukungan keuangannya untuk membantu kami memberikan respons cepat terhadap kebutuhan yang terus meningkat, dalam hal bantuan logistik dan operasional, serta bantuan perlindungan, kesehatan, kesehatan mental, dan psikososial,” Schaefer juga menekankan.
Musim hujan semakin dekat, katanya, "yang akan mempersulit mencapai daerah perbatasan".
Setidaknya 460 orang telah tewas di Sudan dan lebih dari 4.000 terluka dalam bentrokan antara tentara pemerintah dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter sejak konflik dimulai pada 14 April, menurut Kementerian Kesehatan Sudan. (MeMo)