View Full Version
Ahad, 14 May 2023

Erdogan Tuduh Presiden AS Coba Gulingkan Dirinya

ISTANBUL, TURKI (voa-islam.com) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh Presiden AS Joe Biden mencoba menggulingkannya, dengan mengatakan hasil pemilihan hari Ahad akan menjadi tanggapan terhadapnya.

Dia membuat pernyataan itu saat mengadakan kampanye pemilu terakhirnya di Istanbul pada Sabtu (13/5/2023), saat jajak pendapat menunjukkan dia tertinggal dari kandidat oposisi utama, Kemal Kilicdaroglu.

Berpidato di rapat umum di distrik Umraniye Istanbul, presiden Turki merujuk pada komentar yang dibuat oleh Biden pada Januari 2020, ketika dia mengatakan Washington harus mendorong lawan Erdogan untuk mengalahkannya secara elektoral, menekankan dia tidak boleh digulingkan dalam kudeta.

"Biden memberi perintah untuk menggulingkan Erdogan, saya tahu ini. Semua orang saya tahu ini," kata presiden Turki, menambahkan, "Jika demikian, pemungutan suara besok akan memberikan tanggapan kepada Biden juga."

Turki akan mengadakan pemilihan presiden dan parlemen yang penting pada hari Minggu.

Erdogan juga mengkritik Kilicdaroglu atas komentarnya tentang Rusia, menggambarkan Moskow sebagai sekutu penting Ankara.

"Rusia telah menjadi salah satu sekutu terpenting kami terkait produk pertanian," katanya.

Ini terjadi setelah Kilicdaroglu menuduh Rusia mencampuri pemilu Turki tanpa memberikan bukti apa pun untuk menegakkan klaimnya. Rusia dengan tegas membantah tuduhannya.

Kilicdaroglu adalah pemimpin oposisi Partai Rakyat Republik, atau CHP, dan juga didukung oleh partai pro-Kurdi di negara itu.

Ada dua kandidat tambahan yang bersaing dalam pemilihan presiden, termasuk Muharrem Ince, mantan pemimpin CHP yang kalah dalam pemilihan presiden terakhir dari Erdogan pada 2018, dan Sinan Ogan yang mendapat dukungan dari partai nasionalis anti-imigran.

Polling akan dibuka pada pukul 8 pagi waktu setempat dan ditutup pada pukul 5 sore.

Jika tak satu pun dari kandidat memenangkan lebih dari 50% suara dan mengamankan kemenangan langsung, pemungutan suara akan dilanjutkan ke putaran kedua pada 28 Mei.

Pada hari Rabu, Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengatakan Amerika Serikat memimpin kampanye media Barat yang bertujuan untuk memanipulasi pemungutan suara.

"Rencana AS semakin intensif," kata Soylu saat konferensi pers, dengan alasan bahwa "alasan campur tangan media Barat adalah [untuk membuka jalan bagi] realisasi rencana Amerika [di Turki]."

Beberapa outlet berita Amerika dan Eropa telah mencoba untuk menggambarkan Erdogan dalam posisi buruk menjelang pemungutan suara dengan menyebutnya sebagai "diktator dan tiran", menyerupai upaya serupa yang digunakan selama pemilihan di negara lain di mana Washington memiliki kandidat favoritnya sendiri.

Erdogan memimpin Partai Keadilan dan Pembangunan, atau AKP. Dia adalah perdana menteri selama 11 tahun sebelum menjadi presiden pada tahun 2014.

Dia dipandang memperkuat Turki di panggung internasional dan menumbuhkan pengaruh negara. Namun, masalah ekonomi negara telah mengikis popularitas Erdogan selama 18 bulan terakhir.

Perekonomian dan inflasi yang tinggi menjadi isu utama pemilu mendatang. (ptv)


latestnews

View Full Version