AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - PBB pada hari Ahad (18/6/2023) mengatakan Rusia memblokir bantuan kemanusiaan ke daerah-daerah yang dikuasai Moskow di Ukraina timur yang telah hancur akibat banjir yang disebabkan oleh ledakan bendungan Kakhovka.
Ribuan orang terpaksa mengungsi dari pemukiman ke hilir di wilayah Kherson, dan banjir juga menghancurkan pertanian dan seluruh ekosistem.
"Pemerintah Federasi Rusia sejauh ini telah menolak permintaan kami untuk mengakses daerah-daerah di bawah kendali militer mereka sementara," kata koordinator kemanusiaan PBB untuk Ukraina, Denise Brown, dalam sebuah pernyataan.
"PBB akan terus melakukan semua yang bisa dilakukan untuk menjangkau semua orang - termasuk mereka yang menderita akibat penghancuran bendungan baru-baru ini - yang sangat membutuhkan bantuan untuk menyelamatkan nyawa, di mana pun mereka berada," tambah Brown.
"Kami mendesak pihak berwenang Rusia untuk bertindak sesuai dengan kewajiban mereka berdasarkan hukum humaniter internasional."
Rumah banjir di Mykolaiv, Ukraina Rumah banjir di Mykolaiv, Ukraina
Banjir telah meninggalkan jejak kehancuran yang panjang
Dampak kemanusiaan sangat parah di kedua sisi Sungai Dneiper.
Menteri Dalam Negeri Ukraina Ihor Klymenko mengatakan 17 orang tewas akibat ledakan dam di wilayah yang dikuasai pemerintah Ukraina, dengan 31 orang lainnya masih hilang.
Dia mengatakan hampir 900 rumah terendam air dan lebih dari 3.600 orang telah dievakuasi.
Sementara itu, kepala pemerintahan yang dipasang Rusia yang mengontrol sebagian Kherson, Andrei Alekseyenko, mengatakan jumlah korban tewas meningkat menjadi 29 orang.
Ukraina dan Rusia saling menyalahkan atas ledakan itu. Sebuah tim ahli internasional mengatakan pada hari Jum'at bahwa "sangat mungkin" kehancuran bendungan itu disebabkan oleh bahan peledak yang ditanam oleh Rusia. (AFP/Ab)