Lebih Dari 200 Warga Palestina Tewas Sejak Awal 2023 Akibat Serangan Israel Di Tepi Barat Dan Gaza

TEPI BARAT, PALESTINA (voa-isla.com) - Lebih dari 200 warga Palestina telah terbunuh sejauh ini di 2023 sebagai akibat dari serangan Israel dan operasi kontra Palestina, statistik terbaru menunjukkan, dengan tahun 2023 ditetapkan sebagai tahun paling berdarah di Tepi Barat dalam beberapa dekade.

Pusat Informasi Palestina (PIC) dalam sebuah laporan awal pekan ini mengatakan 206 warga Palestina telah "meninggal atau terbunuh" menyusul peningkatan serangan Israel di Tepi Barat yang diduduki dan serangan di Gaza tahun ini.

Ia menambahkan bahwa beberapa dari mereka tewas saat pejuang Palestina bersiap untuk serangan terhadap sasaran Israel tetapi tidak menjelaskan penyebab kematiannya.

Jumlah korban terbanyak berada di Jenin di mana 64 warga Palestina tewas, dengan 46 di Nablus, dan 37 di Jalur Gaza.

Pekan ini, Jenin melihat 12 warga Palestina tewas dalam serangan darat dan udara oleh pasukan Israel.

Jenin dan Nablus telah menjadi kota titik nyala yang menyaksikan beberapa serangan Israel paling berdarah dalam beberapa dekade, sementara Gaza digempur dengan serangan udara dan artileri Israel pada bulan Mei ketika kelompok Jihad Islam Palestina menembakkan roket dari wilayah pesisir yang terkepung.

PIC menambahkan bahwa Ramallah dan Hebron di Tepi Barat masing-masing mengalami 11 dan 10 kematian warga Palestina, sementara delapan warga Palestina tewas tahun ini di Yerusalem Timur yang diduduki.

Di kota-kota Tulkarm Tepi Barat telah terjadi enam kematian, empat di Qalqilya dan Bethlehem, dua di Tubas dan Salfit, sementara tiga orang Palestina tewas di wilayah 1948, mengacu pada wilayah Israel.

Tahun ini akan menjadi yang paling mematikan bagi warga Palestina dalam setidaknya 15 tahun, ketika PBB mulai mencatat angka.

Israel telah dikecam oleh negara-negara dan kelompok hak asasi manusia karena penggunaan kekuatannya yang tidak proporsional terhadap warga Palestina, meskipun mereka mengklaim "membela diri".

Serangan besar-besaran di Jenin bulan ini menyebabkan kerusakan senilai jutaan dolar, dengan serangan udara Israel untuk pertama kalinya dalam setidaknya dua dekade di kota Tepi Barat.

Israel juga menghancurkan rumah warga Palestina yang dituduh melakukan serangan. Kelompok HAM juga mengecam ini sebagai tindakan hukuman kolektif terhadap keluarga.

Selain kekerasan dan penghancuran, pemerintah garis keras Israel - yang mencakup beberapa ekstremis ultranasionalis - telah berjanji untuk melanjutkan perluasan pemukiman di wilayah pendudukan meskipun ilegal.

Negara-negara Barat, termasuk sekutu terkuat Israel, AS, tampaknya telah menekan Israel untuk berhenti membangun unit pemukiman, tetapi seruan ini tidak didengar. (TNA)