DOHA, QATAR (voa-islam.com) - Pemerintah Taliban Afghanistan mengatakan pada hari Senin (31/7/2023), pihaknya telah bertemu dengan Perwakilan Khusus AS, Tom West, di Qatar dan membahas pencabutan perjalanan dan pembatasan lainnya terhadap para pemimpin Taliban dan pengembalian aset Bank Sentral Afghanistan yang ditahan di luar negeri, Reuters melaporkan.
Taliban kembali berkuasa di Afghanistan pada 2021 setelah pasukan asing mengakhiri 20 tahun kehadiran mereka di negara itu. Tetapi pemerintah yang dibentuk oleh gerakan Islam, yang disebutnya Imarah Islam Afghanistan (IEA), belum diakui oleh negara mana pun dan menghadapi sanksi perjalanan dan keuangan.
"IEA menegaskan kembali bahwa sangat penting untuk membangun kepercayaan bahwa daftar hitam & daftar hadiah dihapus, & cadangan bank dicairkan sehingga warga Afghanistan dapat membangun ekonomi yang tidak bergantung pada bantuan asing," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan, Qahar Balkhi, dalam pernyataan berbahasa Inggris.
Balkhi mengatakan delegasi IEA, yang dipimpin oleh penjabat Menteri Luar Negeri, Mawlawi Amir Muttaqi, termasuk pejabat Bank Sentral Afghanistan dan Kementerian Keuangan, bertemu Barat dan delegasi AS beranggotakan 15 orang dari berbagai departemen selama dua hari di Doha.
Tidak ada komentar langsung AS tentang pembicaraan itu.
Sebagian besar pemimpin Taliban memerlukan izin dari PBB untuk bepergian ke luar Afghanistan, dan sektor perbankan negara itu telah dilumpuhkan oleh sanksi keuangan.
Sekitar $7 miliar dana Bank Sentral Afghanistan dibekukan di Federal Reserve Bank of New York pada Agustus 2021 setelah Taliban menguasai negara itu setelah perjuangan bersenjata selama 20 tahun. Setengah dari dana itu sekarang dengan Dana Afghanistan yang berbasis di Swiss.
Audit Bank Sentral Afghanistan yang didanai AS baru-baru ini telah gagal mendapatkan dukungan Washington untuk pengembalian aset bank dari dana perwalian yang berbasis di Swiss. (MeMo)