JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Faksi-faksi bersenjata Palestina di wilayah pesisir Jalur Gaza yang terkepung berada dalam siaga tinggi di tengah ancaman Israel untuk melanjutkan kebijakan pembunuhannya terhadap para pemimpin yang mendukung operasi militer Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
Berbicara secara anonim kepada The New Arab, sumber keamanan yang dekat dengan Hamas, sebuah kelompok perlawanan Palestins yang berkuasa di Gaza, mengatakan, “Perlawanan Palestina menangani secara serius ancaman Israel yang akan menyerang para pemimpinnya di Gaza, Libanon, dan juga di mana pun mereka berada.”
“Jika musuh Israel melakukan pembunuhan licik terhadap pejuang kami, kami (perlawanan) tidak akan tinggal diam, dan kami akan membalasnya dengan tangan besi,” tambah sumber tersebut.
Pada hari Selasa, 22 Agustus, Kantor Perdana Menteri Israel mengklaim kabinet keamanan telah memutuskan untuk "menyerang teroris dan mereka yang mengirim mereka, baik di Tepi Barat, Gaza, atau di luar negeri."
Keputusan Israel diambil setelah Hamas dan Jihad Islam Palestina secara terbuka mendukung operasi militer terhadap tentara Israel dan pemukim ilegal Yahudi di Tepi Barat yang diduduki.
Selama tiga hari terakhir, warga di Gaza telah menyaksikan peningkatan kehadiran pesawat pengintai Israel di udara, menambah kekhawatiran akan adanya serangan mendadak baru terhadap seseorang di wilayah tersebut.
Akibatnya, kata sumber tersebut, "kepemimpinan faksi di Gaza dan luar negeri telah mengambil tindakan keamanan ketat yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk mengevakuasi posisi mereka serta mematikan ponsel mereka."
“Berdasarkan informasi intelijen yang dikumpulkan oleh para pemimpin, Israel secara serius mempertimbangkan operasi pembunuhan. Pada gilirannya, respons perlawanan akan lebih besar dari perkiraan pendudukan, karena mereka akan terkejut dengan metode dan ukurannya,” kata sumber tersebut.
Israel telah melancarkan beberapa operasi militer besar-besaran secara tiba-tiba terhadap wilayah kantong pesisir tersebut dalam beberapa tahun terakhir, biasanya dimulai dengan membunuh para pemimpin Hamas atau Jihad Islam Palestina.
Yang terakhir terjadi pada bulan Mei ketika Israel melancarkan operasi berdarah selama lima hari terhadap gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ), yang dimulai dengan pembunuhan tiga komandan senior dan keluarga mereka saat mereka sedang tidur.
Puluhan pesawat tempur Israel kemudian menyerang puluhan fasilitas militer dan perumahan milik PIJ sehingga merusak ratusan rumah tempat tinggal.
Akibatnya, faksi perlawanan Palestina, termasuk Hamas, yang menguasai Gaza, dan PIJ, meluncurkan ratusan roket ke kota-kota Israel.
Setidaknya 33 warga Palestina, termasuk enam pemimpin PIJ dan keluarganya, dibunuh oleh tentara Israel. Pada saat yang sama, ratusan orang terluka akibat serangan Israel, menurut kementerian kesehatan Palestina di Gaza. (TNA)