View Full Version
Rabu, 06 Sep 2023

Tentara Zionis Israel 'Secara Rutin' Telanjangi Wanita Palestina Saat Penggeledahan

TEPI BARAT, PALESTINA (voa-islam.com) - Beberapa wanita Palestina digeledah secara paksa oleh pasukan Zionis Israel di Hebron, selatan Tepi Barat, harian Israel Haaretz melaporkan pada hari Selasa (5/8/2023).

Insiden yang dilaporkan terjadi pada bulan Juli lalu saat serangan Israel di kota tersebut, menurut laporan tersebut. Penggerebekan tersebut, yang dilakukan oleh sekitar 50 tentara dengan setidaknya dua anjing polisi, menargetkan sebuah bangunan tempat tinggal, rumah bagi beberapa keluarga dan total 26 penduduk, 15 di antaranya adalah anak-anak berusia antara 4 hingga 17 tahun.

Dalam satu insiden, saat menggeledah salah satu apartemen, lima tentara perempuan Israel memaksa dua perempuan Palestina masuk ke kamar anak-anak dan memaksa mereka telanjang bulat di depan anak-anak untuk digeledah, jelas laporan itu.

Insiden yang terjadi pada 10 Juli ini didokumentasikan keesokan harinya oleh aktivis hak asasi manusia Palestina setempat. Salah satu dari mereka, Hisham Shrabati, mengatakan kepada The New Arab bahwa kedua wanita tersebut “trauma” ketika membagikan cerita mereka.

“Kedua wanita tersebut berjuang untuk berbagi rincian pengalaman mereka di tengah rasa malu dan takut,” kata Sharabati. "Salah satu wanita mengatakan bahwa ketika dia meninggalkan ruang pencarian, dia hampir pingsan."

“Ini bukan kejadian luar biasa, dan ini bukan kasus pertama yang saya dokumentasikan di Hebron,” kata Sharabati.

“Ada kasus serupa yang terjadi secara rutin, ketika pasukan pendudukan menyerbu rumah-rumah warga Palestina di Hebron setiap hari”, tambahnya.

“Pasukan pendudukan melanggar privasi warga Palestina dalam banyak hal, dan penggeledahan telanjang adalah salah satunya”, kata Sharabati. “Faktanya, pasukan pendudukan menggunakan teknologi pengawasan yang membuat penggeledahan telanjang tidak diperlukan, seperti kamera pengenal wajah 'Serigala Biru', yang beberapa di antaranya diarahkan ke dalam rumah-rumah warga Palestina di Hebron.”

“Banyak orang yang menjadi sasaran penggeledahan dan bentuk-bentuk penghinaan lainnya oleh pasukan pendudukan tidak menceritakan pengalaman mereka karena malu dan takut akan stigma sosial”, Sharabati menjelaskan. “Praktik-praktik ini menyebabkan kerusakan sosial dan psikologis pada masyarakat, hal ini belum cukup terdokumentasi”.

Menurut aktivis hak asasi manusia, sebagian besar kasus pelanggaran privasi dan perlakuan memalukan yang dilakukan pasukan Zionis Israel tidak sampai ke media.

“Saat mempublikasikan sebuah cerita, kami berusaha berhati-hati agar tidak menjadikan korban sebagai pihak yang dikucilkan”, sumber hak asasi manusia yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan kepada TNA.

Kasus-kasus ini bukan hal yang luar biasa, dan korbannya yang banyak, memilih untuk tidak diungkap, kata sumber itu.

“Terkadang, menjadikan sebuah kasus sebagai berita media hanya menyoroti korbannya, dan akibatnya, korban lain menjadi lebih enggan berbagi pengalamannya untuk didokumentasikan”, tambah mereka.

Hebron saat ini menjadi salah satu lokasi utama serangan militer Zionis Israel dan konfrontasi antara pasukan Zionis dan warga Palestina, karena sekitar 500 pemukim ilegal Yahudi Israel dan ribuan tentara Zionis Israel bermarkas di kota tua kota tersebut. (TNA)


latestnews

View Full Version