View Full Version
Ahad, 01 Oct 2023

Pejabat Menteri Pendidikan Taliban: Laki-laki dan Perempuan 'Tidak Setara'

 

KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Penjabat Menteri Pendidikan Tinggi Imarah Islam Afghanistan atau Taliban, Neda Mohammad Nadim, mengatakan dalam sebuah pertemuan di Universitas Baghlan bahwa saat ini ada upaya yang dilakukan untuk menghancurkan sistem yang ada dengan dalih kekhawatiran terkait perempuan.

Nadim menambahkan, berdasarkan syariah dan ketetapan Allah, laki-laki dan perempuan tidak setara.

Dia mengatakan meskipun ada upaya negara-negara Barat untuk menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama, perempuan dan laki-laki “tidak setara.”

“Allah SWT telah membedakan antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki adalah penguasa, dia mempunyai kekuasaan, dia harus ditaati, dan perempuan harus menerima dunianya. Perempuan tidak setara dengan laki-laki; namun, mereka [bangsa-bangsa Barat ] telah menempatkannya di atas laki-laki,” kata Nadim.

Berbicara di Universitas Baghlan, Neda Mohammad Nadim mengatakan tugas pemerintah saat ini adalah bertindak dengan perilaku yang baik terhadap rakyat dan memberikan keamanan dan keadilan.

“Ini adalah tanggung jawab Imarah Islam: memperlakukan masyarakat dengan baik. Harus membawa kemudahan, harus membawa kabar baik, tidak boleh ada kebencian, tidak boleh ada perbedaan pendapat di antara para pejabat, dan yang kedua adalah menjamin keamanan. ,” kata Nadim.

Sementara itu, beberapa dosen dan mahasiswa Baghlan University meminta Pj Kementerian Pendidikan Tinggi untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang sesuai di perguruan tinggi, khususnya Baghlan University.

“Syarat dan syarat paling krusial yang dapat membuat sebuah universitas berkembang dalam hal ilmu pengetahuan dan penelitian adalah penyediaan fasilitas dan peralatan,” kata Sayed Sati, dosen Baghlan University.

“Kurangnya transportasi reguler bagi mahasiswa menjadi permasalahan pertama. Hal ini patut diwaspadai karena jarak antara kota dan institusi sangat jauh. Permasalahan kedua adalah kurangnya asrama yang dialami mahasiswa selama bertahun-tahun,” ungkap mahasiswa Yama Barna.

Dalam pidatonya di Universitas Kunduz, penjabat menteri pendidikan tinggi, Neda Mohammad Nadim, menekankan upaya kementerian untuk mengatasi masalah ini dan memperluas sumber daya untuk universitas. (TN)


latestnews

View Full Version