JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Seorang pejabat senior gerakan perlawanan Palestina Hamas telah memperingatkan bahwa pasukan pendudukan Israel akan “terkubur” di Jalur Gaza yang terkepung jika mereka terus melakukan agresi brutal terhadap warga Palestina dan berani menginjakkan kaki di wilayah pesisir.
Basem Naim, kepala Departemen Politik dan Hubungan Luar Negeri Hamas, menyampaikan peringatan tersebut dalam sebuah wawancara eksklusif pada hari Senin (16/10/2023) ketika rezim Israel sesumbar bersiap untuk melancarkan serangan darat di Gaza setelah memaksa jutaan penduduknya untuk pindah ke selatan.
“Kami percaya jika mereka mencoba memasuki Gaza, mereka tidak hanya akan dikalahkan tetapi juga akan dikuburkan di Jalur Gaza. Mereka telah mencobanya (memasuki Gaza) tiga atau empat kali dalam 15 tahun terakhir dan gagal,” kata Naim.
“Kami percaya bahwa, pada saat ini, seorang prajurit di dalam tank jauh lebih lemah dibandingkan seorang prajurit di dalam tank 15 tahun yang lalu,” tambahnya. “Seorang tentara yang telah melihat apa yang terjadi pada tanggal 7 Oktober terhadap atasannya dan tentara lainnya di sekitar Jalur Gaza serta kekuatan dan perilaku berani dari para pejuang kami, saya pikir mereka sekarang tahu apa yang bisa terjadi pada mereka.”
Ketika ditanya apakah rezim Israel akan mampu memulihkan apa yang mereka sebut sebagai citra tak terkalahkan sebelum serangan mendadak pada tanggal 7 Oktober oleh kelompok perlawanan Palestina yang berbasis di Gaza, Naim menjawab dengan tegas “tidak pernah,” dan berkata, “Tidak akan pernah mereka akan dapat memulihkan citra mereka sebelum 7 Oktober.”
Pejabat senior Hamas itu juga mengatakan gerakan perlawanan Palestina telah memperingatkan rezim Israel sebelum serangan bahwa warga Palestina tidak bisa tinggal diam lagi atas penodaan Masjid al-Aqsa yang dilakukan entitas pendudukan, penutupan tempat suci bagi jamaah Palestina, skema Yudaisasi, pengepungan yang mencekik terhadap Gaza selama sekitar 17 tahun dan pemenjaraan yang lama terhadap warga Palestina.
Naim menggarisbawahi bahwa Hamas telah memperingatkan bahwa respons terhadap berlanjutnya kejahatan Israel terhadap warga Palestina bukanlah reaksi yang “normal” melainkan reaksi yang “eksplosif”.
Hamas melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa Sabtu lalu, menembus jauh ke wilayah yang diduduki rezim Israel, dengan melakukan serangan udara, darat, dan laut skala besar.
Kelompok tersebut mengatakan operasi tersebut merupakan reaksi terhadap penodaan yang berulang terhadap Masjid al-Aqsa di Al-Quds yang diduduki serta meningkatnya kekejaman Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
Israel merespons dengan serangan udara intensif terhadap sasaran sipil di Jalur Gaza, menewaskan sedikitnya 2.866 warga Palestina di Gaza dan melukai sekitar 10.859 lainnya, menurut kementerian kesehatan wilayah tersebut.
Rezim juga meningkatkan pengepungan terhadap Gaza, meninggalkan kota tersebut, yang merupakan rumah bagi lebih dari 2,3 juta warga Palestina, tanpa air, listrik, bahan bakar, dan internet. (ptv)