JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Seorang juru bicara sayap bersenjata Hamas mengatakan pada hari Sabtu (21/10/2023) bahwa kelompok tersebut bermaksud untuk membebaskan dua sandera lagi karena “alasan kemanusiaan,” namun Israel menolak untuk menerima mereka.
Abu Ubaida, juru bicara Brigade Izzuddine Al-Qassam, mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat bahwa mereka memberi tahu mediator pada hari Jum'at tentang niat Hamas untuk membebaskan kedua orang tersebut, pada hari yang sama mereka membebaskan warga Amerika Judith Tai Ranaan dan putrinya Natalie.
Dalam pernyataan selanjutnya, Abu Ubaida mengatakan Hamas siap membebaskan kedua orang tersebut pada hari Ahad “menggunakan prosedur yang sama” seperti yang dilakukan dalam pembebasan Judith dan Natalie.
"Kami memberi tahu saudara-saudara kami di Qatar kemarin malam bahwa kami akan merilis semua hal berikut:
Kartu Nurit Yitzhak No.001145416
Kartu Yocheved Lifshitz No.005236955
Untuk alasan kemanusiaan yang mendesak dan tanpa kompensasi; Namun, pemerintah pendudukan Zionis menolak menerimanya," kata Abu Ubaida.
Tidak disebutkan apa alasan Israel menolak menerima kedua orang sandera yang akan dibebaskan tersebut, namun laporan-laporan di media sosial menyebutkan usia tua menjadi alasan negara Zionis tersebut menerima mereka.
Israel pada hari Sabtu menggambarkan klaim tersebut sebagai “propaganda.”
Dalam pernyataan singkatnya, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan: “Kami tidak akan merujuk pada propaganda palsu Hamas.”
Pernyataan itu menambahkan: “Kami akan terus bertindak dengan segala cara untuk mengembalikan semua orang yang diculik dan hilang ke rumah.”
Hamas menangkap sekitar 210 orang dalam serangan mematikannya di Israel selatan pada 7 Oktober. (Aby)