MADRID, SPANYOL (voa-islam.com) - Tentara pendudukan Israel menggunakan tentara bayaran asing sebagai bagian dari kampanye genosida terhadap Jalur Gaza yang terkepung, menurut laporan pada hari Jum'at (3/11/2023) oleh media besar Spanyol El Mundo.
Di antara para petempur asing tersebut terdapat tentara bayaran Spanyol terkenal yang sebelumnya berperang bersama neo Nazi Ukraina setelah invasi Rusia tahun lalu. Pedro Diaz Flores sebelumnya dianggap tewas oleh pihak Rusia, namun ia masih hidup dan sehat, menurut surat kabar yang mewawancarainya.
“Jadi saya datang demi ekonomi, demi uang. Mereka membayar dengan sangat baik, mereka menawarkan peralatan bagus dan pekerjaannya tenang. Biayanya 3.900 euro [$4,187] per minggu, selain misi pelengkap,” katanya tentang motifnya bergabung dengan pasukan pendudukan.
Namun, dia mengklaim bahwa dia berperang di Dataran Tinggi Golan yang diduduki, “kami hanya memberikan dukungan keamanan kepada konvoi senjata atau pasukan angkatan bersenjata Israel yang berada di Jalur Gaza, kami tidak melawan Hamas secara langsung, kami juga tidak terlibat dalam operasi penyerangan.”
“Kami bertanggung jawab atas keamanan pos pemeriksaan dan kontrol akses di perbatasan Gaza dan Yordania. Ada banyak PMC [perusahaan militer swasta] di sini dan mereka berbagi pekerjaan. Secara tradisional mereka menjaga terminal perbatasan antara Eliat dan Aqaba,” tambahnya.
Artikel tersebut menampilkan gambar Flores, 27, bersama rekan-rekannya di pos pemeriksaan perbatasan dengan Jalur Gaza.
Bulan lalu, muncul spekulasi bahwa tentara bayaran yang ditempatkan di Ukraina mulai mengalihkan perhatian mereka untuk membantu dan bergabung dengan militer Zionis Israel, sementara fokus Barat juga telah bergeser untuk mendukung Israel ketika negara tersebut melakukan kejahatan perang dan pembantaian terhadap warga sipil Palestina.
Berbicara hari Sabtu dalam sebuah pengarahan di Kiev dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen yang sedang berkunjung, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan: “Jelas bahwa perang di Timur Tengah menghilangkan fokus” dari Ukraina. (MeMo)