View Full Version
Rabu, 20 Dec 2023

Jubir UNICEF: Gaza 'Tempat Paling Berbahaya Di Dunia Bagi Anak-anak'

GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Gaza adalah “tempat paling berbahaya di dunia” bagi anak-anak, kata juru bicara badan anak-anak PBB pada hari Selasa (19/12/2023), mengungkapkan kemarahannya atas situasi di sana setelah kembali dari wilayah Palestina yang terkepung.

“Saya marah karena mereka yang berkuasa mengabaikan mimpi buruk kemanusiaan yang menimpa satu juta anak,” kata juru bicara UNICEF James Elder dalam konferensi pers setelah menghabiskan hampir dua minggu di Gaza.

Dia berbicara tentang anak-anak yang diamputasi dan kemudian “dibunuh di rumah sakit tersebut” ketika pemboman Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza berlanjut sejak 7 Oktober.

“Saya marah karena semakin banyak anak-anak yang bersembunyi saat ini, yang pasti akan terkena pukulan dan diamputasi dalam beberapa hari mendatang,” katanya.

Dia mengatakan rumah sakit Nasser di kota utama Khan Younis di Gaza selatan – fasilitas terbesar yang masih berfungsi – “dibom dua kali” dalam 48 jam terakhir.

Rumah sakit ini “tidak hanya menampung sejumlah besar anak-anak yang terluka parah akibat serangan terhadap rumah mereka, namun juga ratusan perempuan dan anak-anak yang mencari keselamatan,” katanya.

Serangan mendadak Hamas di Israel selatan menewaskan 1.139 orang, dan 250 orang diculik, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.

Serangan tanpa pandang bulu yang dilakukan Israel telah menewaskan hampir 20.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta menghancurkan sebagian besar wilayah pesisir.

“Saya sangat marah karena Natal kemungkinan akan membawa peningkatan kebiadaban dan serangan karena dunia sedang teralihkan oleh cinta dan niat baik,” kata Elder, menyesalkan kematian ribuan anak di Gaza yang “menjadi statistik”.

“Saya marah karena kemunafikan menghancurkan empati,” katanya tentang situasi tersebut. “Saya marah pada diri sendiri karena tidak mampu berbuat lebih banyak,” tambahnya. (ANT)


latestnews

View Full Version