GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Sebuah laporan oleh Financial Times mengungkapkan bahwa pasukan Israel berupaya menciptakan zona penyangga di dalam Gaza dan menghancurkan bangunan di dekat perbatasan dengan “Israel”.
Seseorang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada FT bahwa tujuannya adalah untuk "menjaga area ini benar-benar bersih dari [pejuang perlawanan] atau infrastruktur, peluncur roket, mortir . . . dan memberi kami kebebasan beroperasi di ruang tersebut”.
Para pejabat Israel menolak berkomentar mengenai seberapa luas batas tersebut, namun Amos Yadlin, mantan kepala intelijen militer Israel, mengatakan ia memperkirakan Israel akan menerapkan “perimeter” 500 meter hingga 1 km di dalam Gaza.
Sebuah laporan baru-baru ini dari stasiun penyiaran N12 Israel mengungkapkan bahwa “Israel” telah menghancurkan sekitar 1.100 bangunan untuk membangun zona penyangga di dalam Gaza.
Laporan sebelumnya oleh Reuters mengungkapkan bahwa “Israel” memberi tahu banyak negara Arab tentang niatnya untuk membangun zona penyangga di perbatasan Jalur Gaza sisi Palestina setelah perang berakhir. Alasan untuk melakukan hal ini adalah untuk mencegah terulangnya operasi perlawanan.
Selama kunjungannya ke Nigeria pada hari Selasa, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan penolakannya terhadap perubahan teritorial di Jalur Gaza, dan menambahkan bahwa meskipun dia memahami perlunya apa yang dia klaim sebagai "tindakan sementara" untuk mencegah terjadinya 7 Oktober, namun mengatakan pemerintah menentang perubahan wilayah apa pun.
Setiap serangan ke Jalur Gaza, yang panjangnya sekitar 40 kilometer dan lebarnya antara lima hingga 12 kilometer, akan menyebabkan terkurungnya populasi 2,3 juta orang di wilayah yang lebih kecil. (MYD)