AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Ketika umat Islam memulai bulan suci Ramadhan, Sekjen PBB pada hari Senin (11/3/2024) mengulangi seruannya untuk gencatan senjata di Gaza, dan mendesak tindakan untuk menghindari kematian lebih lanjut yang “dapat dicegah”.
“Meskipun Ramadhan telah dimulai – pembunuhan, pemboman dan pertumpahan darah terus terjadi di Gaza,” kata Antonito Guterres pada pertemuan pers.
“Seruan saya yang paling kuat saat ini adalah untuk menghormati semangat Ramadhan dengan membungkam senjata – dan menghilangkan semua hambatan untuk memastikan pengiriman bantuan yang menyelamatkan nyawa dengan kecepatan dan skala besar yang diperlukan,” kata Guterres.
Dia juga menyerukan "pembebasan segera semua sandera" yang disandera oleh Hamas.
“Kita harus bertindak untuk menghindari lebih banyak kematian yang bisa dicegah,” katanya.
“Kita telah menyaksikan pembunuhan dan penghancuran warga sipil dari bulan ke bulan pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya selama saya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal,” tambahnya.
Mengenai bantuan yang menyelamatkan nyawa, Guterres mengatakan bantuan tersebut “datang dalam jumlah kecil – jika memang ada,” dan menegaskan bahwa “hukum humaniter internasional sudah compang-camping.”
Dia lebih lanjut memperingatkan konsekuensi mengerikan dari potensi serangan Israel di Rafah, dan memperingatkan bahwa tindakan seperti itu dapat semakin memperburuk penderitaan masyarakat di Gaza.
“Selama berbulan-bulan, para pemimpin telah menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera dan pembebasan segera semua sandera. Namun seruan yang paling mendesak datang dari keluarga korban perang ini,” katanya.
Guterres meminta semua pihak untuk “mendengar dan memperhatikan” suara keluarga korban dan menekankan bahwa “warga sipil yang putus asa memerlukan tindakan – tindakan segera.”
Zionis Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas pada 7 Oktober yang dipimpin oleh kelompok Palestina Hamas yang menewaskan hampir 1.200 orang.
Lebih dari 31.100 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas di Gaza, dan lebih dari 72.700 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza, menyebabkan penduduknya, khususnya penduduk Gaza utara, berada di ambang kelaparan.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 27 orang meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi di Gaza akibat blokade Israel.
Perang Israel telah menyebabkan 85% penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan sebagian besar makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza. (AA/Ab)