JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Pemerintah di Gaza mengatakan pengiriman bantuan maritim dari Siprus tidak mampu memenuhi kebutuhan besar bagi sekitar 2,4 juta penduduk wilayah tersebut.
“Menurut pengumuman, muatan kapal tidak melebihi satu atau dua truk, dan akan memakan waktu berhari-hari untuk tiba,” kata Salama Marouf, juru bicara kantor pers pemerintah.
Dia mengatakan beberapa pertanyaan logistik mengenai operasi tersebut tidak terjawab dan menimbulkan kekhawatiran mengenai inspeksi Israel.
“Masih belum diketahui di mana kapal tersebut akan berlabuh dan bagaimana kapal tersebut akan mencapai pantai Gaza,” kata Marouf. "Selain itu, itu akan diperiksa oleh tentara pendudukan."
Sebuah kapal bekas penyelamat yang dijalankan oleh badan amal Spanyol Open Arms berangkat dari Siprus Selasa pagi menarik sebuah tongkang yang memuat 200 ton bantuan dalam uji coba koridor maritim.
Pada hari Rabu (13/3/2024), kapal tersebut belum menyelesaikan penyeberangan hampir 400 kilometer dari Mediterania timur ke Gaza, di mana badan amal AS, World Central Kitchen, mengatakan pekerjaan sedang dilakukan untuk membangun dermaga darurat.
Menggemakan poin yang berulang kali disampaikan oleh badan-badan PBB dalam beberapa hari terakhir, Marouf mencatat bahwa koridor bantuan maritim jauh kurang efisien dibandingkan rute darat, dan menyerukan tekanan internasional terhadap Israel untuk membiarkan truk bantuan melewati perbatasannya.
Rata-rata 112 truk per hari dapat memasuki Gaza sejak pos pemeriksaan pertama, di Rafah di perbatasan dengan Mesir, dibuka pada 21 Oktober 2023, menurut angka dari UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina.
Sebelum perang, hampir 500 truk setiap hari memasuki Gaza, menurut sumber kemanusiaan.
Kekurangan pangan yang parah di Gaza setelah lebih dari lima bulan perang telah mengakibatkan 27 kematian akibat kekurangan gizi dan dehidrasi, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak, menurut kementerian kesehatan wilayah tersebut.
Serangan brutal Israel di Gaza sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 31.270 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut angka kementerian kesehatan.
Ribuan orang lainnya hilang dan dikhawatirkan tewas tertimbun reruntuhan. (ptv/Ab)