GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Upaya belasan warga untuk mengambil paket bantuan kemanusiaan yang diterjunkan dari pesawat di Lepas Pantai Gaza, berakhir tragis.
Otoritas Kesehatan Gaza pada Selasa (26/3/2024) melaporkan bahwa 12 orang dinyatakan tewas tenggelam saat mencoba mengambil bantuan tersebut.
Video yang dirilis Reuters menunjukkan kerumunan orang berlari menuju pantai Beit Lahia di utara Gaza, ketika peti-peti berisi parasut melayang dan jatuh di atas laut.
Rekaman itu memperlihatkan tubuh seorang pemuda berjanggut yang tampak tak bernyawa diseret ke pantai, dengan mata terbuka tetapi tidak bergerak.
Seorang pria lain mencoba menyadarkannya dengan menekan dada dadanya sambil berteriak bahwa korban telah tewas.
“Dia (korban) berenang untuk mendapatkan makanan untuk anak-anaknya dan dia meninggal,” kata seorang pria anonim yang berdiri di tepi pantai.
Dia mengeluh harusnya bantuan itu dikirimkan lewat jalur darat, karena ternyata bantuan yang diterjunkan di udara justru membahayakan nyawa.
“Seharusnya mereka mengirimkan bantuan melalui penyeberangan (darat). Mengapa mereka melakukan ini terhadap kami?," tegasnya.
Ini adalah insiden terbaru dari serangkaian insiden yang melibatkan kematian selama pengiriman bantuan di Gaza.
Di Washington, Pentagon mengklaim tiga dari 18 paket bantuan yang dijatuhkan dari udara ke Gaza pada hari Senin (25/3/2024) mengalami kerusakan parasut dan jatuh ke air, namun tidak dapat memastikan apakah ada orang yang tewas saat mencoba mencapai bantuan tersebut.
Selembar kertas yang diambil dari penerjunan udara menyatakan bahwa bantuan tersebut berasal dari AS.
Badan-badan bantuan kemanusiaan mengatakan hanya sekitar seperlima dari pasokan yang dibutuhkan memasuki Gaza akibat blokade Israel.
Mereka mengatakan pengiriman bantuan melalui udara atau laut langsung ke pantai Gaza tidak dapat memenuhi pasokan yang harusnya datang melalui darat.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak Israel untuk memberikan akses bantuan tanpa batas ke Jalur Gaza dan menyebut blokade militer terhadap truk bantuan di perbatasan sebagai kebiadaban moral.
Israel mengaku pihaknya tidak pernah membatasi jumlah bantuan kemanusiaan ke Gaza, meski pada kenyataannya berbeda. Bahkan negara Zionis itu menyalahkan badan-badan PBB karena fungsinya yang tidak efisien dalam penyaluran bantuan.
Distribusi bantuan di Gaza rumit, khususnya di wilayah utara. Bulan lalu otoritas kesehatan di Gaza mengatakan pasukan Israel membunuh lebih dari 100 orang yang mencoba mengambil bantuan dari konvoi.
Militer Israel tidak mau mengakui hal itu, mengklaim bahwa orang-orang-orang tewas karena berebut bantuan dari truk pengangkut pangan. (RMO)