GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Kelompok perlawanan Palestina, Hamas bersiap menghadapi serangan Israel yang diantisipasi di kota Rafah di Gaza selatan, kata seorang pemimpin kelompok tersebut pada hari Kamis (28/3/2024).
“Perlawanan telah mulai mempersiapkan manuver Israel yang bertujuan untuk menyerang Rafah,” kata pemimpin Hamas tersebut kepada situs The New Arab yang berbahasa Arab, Al-Araby Al-Jadeed tanpa menyebut nama.
“Operasi Rafah tidak akan berjalan mulus seperti yang diasumsikan oleh para pemimpin pendudukan… pejuang dari semua faksi sepenuhnya siap untuk menimbulkan kerugian besar pada tentara pendudukan [Israel].”
Meskipun Israel sebelumnya mengumumkan rencana bulan lalu untuk menyerang Rafah pada awal Ramadhan, serangan itu dihentikan menyusul peringatan dari AS dan sekutu Israel lainnya.
The New Arab melaporkan pada hari Rabu, mengutip sumber Mesir, bahwa Israel telah memberi tahu pemerintah Mesir tentang rencananya untuk melakukan serangan Rafah setelah Idul Fitri, yang dijadwalkan pada 9 April.
Meskipun pemimpin Hamas tidak mengkonfirmasi hal ini, ia menegaskan bahwa “semua indikator yang diterima oleh perlawanan, baik melalui perantara atau di lapangan, menunjukkan tekad Israel untuk melaksanakan operasi Rafah”.
Hal ini terjadi ketika Israel meminta AS pada hari Kamis untuk menjadwalkan ulang pertemuan penting guna membahas operasi militernya di Rafah beberapa hari setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tiba-tiba membatalkan rencana kunjungannya ke Washington.
Netanyahu menunda pertemuan awal yang dijadwalkan sebagai tanggapan atas kegagalan AS memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza.
AS sedang berusaha untuk membujuk Israel agar tidak melakukan serangan darat di Rafah atau setidaknya berusaha membuat Tel Aviv menemukan cara untuk melakukan serangannya sambil menjamin perlindungan bagi 1,3 juta warga Palestina yang berdesakan di kota tersebut.
Netanyahu mengatakan pekan lalu bahwa Israel siap untuk melanjutkan serangan dengan atau tanpa dukungan AS.
Mengenai hal ini, pemimpin Hamas mengatakan: “Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebabkan ledakan di seluruh wilayah, yang jika terjadi, tidak ada pihak yang dapat mengendalikan dampaknya.”
PBB mengatakan bahwa segala jenis serangan darat Israel di Rafah “dapat menyebabkan pembantaian” di kota tersebut. (TNA/Ab)