View Full Version
Sabtu, 04 May 2024

Sudah 34.654 Orang Tewas Akibat Perang Genosida Israel Di Gaza

GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan dalam laporan hariannya hari Sabtu (4/5/2024) ini bahwa jumlah warga Palestina yang tewas di Gaza akibat perang genosida Zionis Israel yang berlangsung sejak 7 Oktober kini mencapai 34.654 orang dan yang luka-luka 77.908 orang.

Selain itu, laporan tersebut mengonfirmasi bahwa pasukan pendudukan Israel melakukan tiga pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza, menewaskan 32 orang dan melukai 41 orang hanya dalam waktu 24 jam.

Kementerian menekankan bahwa ribuan korban masih berada di bawah reruntuhan jalanan, karena pasukan pendudukan terus dengan sengaja mencegah ambulans dan kru pertahanan sipil menjangkau mereka.

Sementara itu, pasukan Zionis Israel terus melanjutkan agresinya di berbagai wilayah Jalur Gaza selama 211 hari, sehingga mengakibatkan lebih banyak korban sipil.

Dua anak tewas akibat serangan pesawat tak berawak Israel di lingkungan Sabra di kota selatan Gaza.

Koresponden Al Mayadeen melaporkan bahwa tiga warga Palestina, termasuk seorang anak, tewas dalam serangan udara yang menargetkan dua apartemen tempat tinggal di timur kota Rafah di Gaza selatan, tadi malam.

Koresponden tersebut menambahkan bahwa tiga warga Palestina terluka dalam serangan udara yang menargetkan lingkungan Farahin di wilayah timur Provinsi Khan Younis, juga di Jalur Gaza bagian selatan.

Di Gaza utara, tiga jenazah ditemukan di bawah reruntuhan rumah keluarga al-Hourani, yang dibom oleh pesawat pendudukan di utara Jalur Gaza.

Sebelumnya hari ini, tentara Israel membom daerah sekitar Wadi Gaza, di utara kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah, dengan tembakan artileri, dan daerah selatan lingkungan al-Zaytoun di tenggara Kota Gaza.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan, pada hari Jum'at, bahwa lebih dari 10.000 orang masih terkubur di bawah reruntuhan di Jalur Gaza, tujuh bulan setelah perang genosida yang dilancarkan oleh pendudukan Israel pada Oktober lalu.

Dalam konteks yang sama, Kantor Koordinasi Bantuan PBB, OCHA, menyatakan bahwa “dengan peralatan primitif yang tersedia saat ini, mungkin diperlukan waktu hingga tiga tahun untuk memulihkan jenazah,” dan memperingatkan bahwa kenaikan suhu diperkirakan akan mempercepat pembusukan jenazah, sehingga meningkatkan risiko kematian, risiko penularan penyakit dan meningkatnya kekhawatiran terhadap kesehatan masyarakat.

Seluruh lingkungan perumahan dan kawasan telah dihancurkan oleh “Israel” sejak Oktober, kata kantor bantuan PBB, dan mencatat bahwa Gaza dibom “dari udara, darat, dan laut.”

Pertahanan Sipil Palestina mengatakan bahwa banyak korban yang terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan yang tidak dapat diakses oleh ambulans dan kru pertahanan sipil karena kurangnya sarana dan peralatan, selain itu militer Israel juga menghalangi tim penyelamat untuk mencapai posisi korban.

Pertahanan Sipil mendesak dalam sebuah pernyataan awal pekan ini agar badan-badan PBB dan seluruh pemangku kepentingan terkait segera melakukan intervensi untuk memungkinkan masuknya peralatan yang dibutuhkan, termasuk buldoser dan ekskavator, untuk mencegah bencana kesehatan masyarakat, memfasilitasi penguburan yang bermartabat, dan menyelamatkan nyawa orang-orang yang terluka. (MYD/Ab)


latestnews

View Full Version