JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Jihad Islam Palestina (PIJ) merilis sebuah video pada hari Selasa (28/5/2024) yang dilaporkan menunjukkan seorang sandera Israel dalam keadaan hidup dan ditahan di Jalur Gaza.
Tawanan tersebut, yang diidentifikasi oleh media Israel sebagai Sasha Trupanov, 28, terlihat berbicara dalam bahasa Ibrani dalam klip berdurasi 30 detik tersebut.
Kelompok kampanye Forum Sandera dan Keluarga Hilang mengidentifikasi dia sebagai Alexander (Sasha) Trupanov dan meminta pemerintah Israel untuk menjamin pembebasan semua tawanan yang ditahan di Gaza, yang telah dibombardir Israel selama hampir delapan bulan.
Tidak jelas kapan rekaman yang memperlihatkan dia mengenakan kaus itu diambil.
Trupanov, seorang berkewarganegaraan ganda Rusia-Israel, ditangkap pada 7 Oktober dari Kibbutz Nir Oz bersama ibu, nenek, dan pacarnya.
Ketiga wanita tersebut dibebaskan melalui gencatan senjata antara Hamas dan Israel pada akhir November, yang berujung pada pembebasan 105 sandera.
“Melihat Sasha di televisi hari ini sangat membesarkan hati, namun juga menghancurkan hati saya karena dia telah ditahan dalam waktu yang lama,” kata ibunya, Yelena Trupanov, dalam pesan singkat yang diterbitkan oleh forum keluarga.
Pemerintah Israel telah menginstruksikan tim perundingnya untuk melanjutkan pembicaraan dengan mediator guna mencapai kesepakatan pembebasan sandera, namun belum ada putaran perundingan baru yang dimulai.
Israel telah berulang kali menolak tuntutan Hamas untuk mengakhiri perang di Gaza dan menarik diri sepenuhnya dari wilayah tersebut. Selain itu, kabinet Netanyahu mendapat kecaman keras dari Israel karena gagal menjamin pembebasan sandera.
“Pemerintah Israel harus memberikan mandat yang signifikan kepada tim perundingan, yang akan mampu menghasilkan kesepakatan untuk mengembalikan semua sandera – yang masih hidup untuk direhabilitasi dan yang terbunuh untuk dikuburkan,” demikian pernyataan forum keluarga setelah rilis video Trupanov.
Serangan militer Zionis Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 36.171 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan wilayah tersebut.
Tindakan Israel di wilayah kantong tersebut telah dicap sebagai genosida oleh banyak pemimpin global. (TNA/Ab)