View Full Version
Jum'at, 31 May 2024

Donald Trump Jadi Presiden AS Pertama Yang Dihukum Bersalah Karena Pemalsuan Dokumen

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Pada hari Kamis, 30 Mei 2024, Donald Trump menjadi presiden AS pertama yang dihukum karena kejahatan. Setelah hukuman tersebut, Trump meninggalkan gedung pengadilan dengan iring-iringan mobil dan tiba di Trump Tower.

Juri di New York memutuskan Trump bersalah karena memalsukan dokumen untuk menyembunyikan pembayaran yang dilakukan untuk membungkam aktris film dewasa, Stormy Daniels, sebelum pemilu 2016.

Setelah dua hari pertimbangan, juri yang beranggotakan 12 orang dengan suara bulat memutuskan Trump bersalah atas 34 dakwaan yang dihadapinya.

Trump menyaksikan tanpa emosi ketika para juri mengkonfirmasi putusan bersalah tersebut.

Hakim Juan Merchan telah menjadwalkan hukuman pada 11 Juli, hanya tiga hari sebelum Konvensi Nasional Partai Republik, di mana Trump diperkirakan akan secara resmi dicalonkan sebagai presiden.

Kendati demikian, proses hukum yang dijalani Trump tidak akan berdampak pada pencalonannya. Bahkan jika dia divonis penjara.

Trump memilih untuk tidak memberikan kesaksian

Terdakwa dan mantan Presiden AS Donald Trump memutuskan, sebelumnya pada tanggal 28 Mei, untuk tidak memberikan kesaksian dalam persidangan uang tutup mulut, karena terdakwa pidana biasanya tidak memberikan kesaksian dalam persidangan mereka sendiri karena ia akan berisiko terkena sumpah palsu jika ia berbohong di bawah sumpah ketika pertanyaan yang diajukan oleh jaksa.

Tim kuasa hukum Trump telah memanggil dua saksi atas namanya.

Pensiunan hakim New York George Grasso mengatakan dalam sebuah wawancara minggu lalu, "Dia bisa menyelesaikan seluruh kasusnya hanya dengan satu ledakan."

Trump sebelumnya mengaku tidak bersalah atas 34 tuduhan pemalsuan catatan bisnis sehubungan dengan dugaan pembayaran uang tutup mulut yang dimaksudkan untuk membungkam aktris film dewasa Stormy Daniels. Proses persidangan yang berlangsung diperkirakan akan menyelidiki seluk-beluk urusan keuangan Trump dan perilakunya sebelum pemilu tahun 2016. (MYD/Ab)


latestnews

View Full Version