GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Juru bicara sayap militer gerakan perlawanan Jihad Islam Palestina (PIJ) mengatakan para pejuang perlawanan secara efektif memukul mundur pasukan militer Israel di Jalur Gaza, dan menekankan bahwa pasukan Israel menargetkan warga sipil setempat sebagai upaya untuk menutupi kemunduran mereka.
“Kami tidak akan meninggalkan Al-Quds atau Gaza tidak peduli berapa lama pertempuran akan berlangsung. Kami adalah orang-orang di medan perang. Musuh Zionis gagal mencapai kemajuan apa pun di Rafah karena pemboman menghambat kemajuannya,” kata Abu Hamzah saat menyampaikan pidato di televisi yang disiarkan langsung pada Selasa (16/7/2024) malam.
“Musuh menargetkan warga sipil untuk menutupi kekalahannya di lapangan. Kami menegaskan kembali bahwa para pejuang perlawanan secara efektif hadir di medan perang di berbagai lingkungan di Gaza. Kami mampu menargetkan... tentara Zionis dari jarak dekat di lingkungan Shujaiya, dan membunuh mereka,” tambahnya.
Dia mencatat bahwa keadaan di Al-Quds, Gaza dan tempat lain di wilayah pendudukan Palestina sekali lagi mengungkap kekeliruan supremasi AS.
Abu Hamza melanjutkan dengan menekankan bahwa rezim pendudukan Tel Aviv telah “melanggar hak-hak tahanan Palestina dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.”
“Penyiksaan terhadap tahanan mencerminkan ruang lingkup barbarisme Zionis dan ketidakadilan sistematis,” ujarnya.
Juru bicara Jihad Islam itu menggarisbawahi bahwa tahanan adalah “salah satu prioritas utama kelompok perlawanan. Pembebasan mereka tidak bisa dihindari terlepas dari kesombongan musuh.”
Israel melancarkan perang di Gaza pada 7 Oktober setelah kelompok perlawanan Palestina melakukan operasi pembalasan mendadak ke wilayah pendudukan.
Bersamaan dengan perang, rezim tersebut melakukan pengepungan total terhadap wilayah pesisir, yang telah mengurangi aliran bahan makanan, obat-obatan, listrik, dan air ke wilayah Palestina.
Sejauh ini, selama serangan militer, rezim telah membunuh sedikitnya 38.713 warga Gaza, sebagian besar dari mereka adalah perempuan, anak-anak, dan remaja. Sebanyak 89.166 warga Palestina lainnya juga menderita luka-luka. (ptv/Ab)