GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memutuskan pergi dari wilayah Khan Younis pada Selasa (30/7/2024) setelah lebih dari seminggu melancarkan serangan intensif di kota yang terletak di Gaza Selatan tersebut.
Ribuan warga Gaza yang berlindung berbondong-bondong kembali ke lokasi serangan tanpa alas kaki untuk memeriksa kondisi rumah mereka yang sudah luluh lantak dan membawa barang-barang yang tersisa.
Sementara itu, petugas penyelamat Palestina dan warga sipil mengumpulkan mayat-mayat dari jalan-jalan di zona pertempuran yang ditinggalkan.
Serangan Israel selama delapan hari di Khan Younis menewaskan 300 warga Palestina dan ratusan lainnya terluka.
Mayat-mayat yang bergelimpangan dibawa dengan karpet dan terpal seadanya menuju kamar mayat dengan mobil dan gerobak derek.
"Lebih dari 300 rumah terkena tembakan Israel selama serangan itu, setidaknya 30 di antaranya masih berpenghuni ketika serangan tersebut terjadi," ungkap laporan tersebut, seperti dimuat Middle East Monitor.
Para saksi mata mengatakan pasukan militer telah melibas pemakaman utama di Bani Suhaila.
"Saya kembali dan saya percaya pada Tuhan. Saya tidak tahu apakah kami akan hidup atau mati, tapi ini semua demi tanah air,” kata Etimad Al-Masri, yang telah berjalan setidaknya lima kilometer untuk kembali ke rumahnya.
Banyak warga yang mengaku sudah beberapa kali mengungsi dari rumahnya.
“Kami berharap akan ada gencatan senjata dan ketenangan. Kami berharap mereka bertindak berdasarkan gencatan senjata sehingga kami dapat hidup dalam keamanan dan keselamatan,” kata Walid Abu Nsaira.
Dalam sepuluh bulan terakhir, pasukan Israel telah melancarkan serangan darat di hampir seluruh Jalur Gaza. Mereka tidak segan menyerang objek sipil dengan dalih lokasi militer Hamas yang harus Tel Aviv serang.
Upaya untuk menegosiasikan gencatan senjata melalui mediator, yang telah berlangsung selama berbulan-bulan, sekali lagi gagal.
Hamas menginginkan perjanjian gencatan senjata untuk mengakhiri perang di Gaza. Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan konflik hanya akan berhenti setelah Hamas dikalahkan. (RMO)