DOHA, QATAR (voa-islam.com) - Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas akan menunjuk seorang kepala baru untuk memimpin Biro Politiknya dalam beberapa hari mendatang, kata Wakil Kepala Biro Politik gerakan tersebut, Khalil al-Hayya, dalam sebuah acara peringatan yang diadakan untuk mengenang kesyahidan Ismail Haniyeh.
Al-Hayya berbicara pada hari Ahad (4/8/2024), dan berjanji bahwa Hamas akan tetap setia kepada rakyat Palestina, para syuhada, dan Umat Islam, dengan "melanjutkan jalan perjuangan, jihad, dan perlawanan," hingga pembebasan Palestina tercapai.
Pejabat Hamas itu memuji kerja keras Haniyeh sepanjang hidupnya, dengan mengatakan bahwa kesyahidannya telah "memberikan semangat, tekad, dan kekuatan baru bagi [masyarakat di wilayah itu] dan Perlawanan mereka."
"Dia adalah seorang pemimpin besar dan seorang hamba yang taat, seorang pertapa sejati, yang pintu-pintu kesyahidan dan surga terbuka untuknya, jika Allah menghendaki," al-Hayya menggarisbawahi.
Kesyahidan Haniyeh menyatukan Umat Islam
Mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang menyampaikan belasungkawa atas kesyahidan Haniyeh, wakil kepala politbiro Hamas menunjukkan persatuan yang dialami seluruh Umat Islam, setelah kesyahidan pemimpin Perlawanan tersebut.
"Ya, pemimpin Ismail Haniyeh telah meninggal, tetapi seluruh bangsa bersatu dalam mendoakannya. Mungkin tidak ada pemimpin sebelumnya yang seluruh umat Islam mendoakannya," jelasnya.
"Kami menghargai semua orang yang maju dan kami mengucapkan terima kasih yang tulus kepada [mereka yang] membuka jalan untuk menghadirkan kesyahidan Ismail Haniyeh sebagai penyebab kebangkitan bangsa," tambah al-Hayya.
Al-Hayya juga mengatakan kepada para pendukung Perlawanan "jangan khawatir tentang Hamas," yang menyatakan bahwa kepergian pemimpin tidak akan menciptakan "kekosongan" dalam proses pengambilan keputusan gerakan tersebut.
Ia mengatakan bahwa keputusan dikelola melalui lembaganya, menekankan niat baik yang diungkapkan dalam pertemuan internal yang baru-baru ini diadakan.
"Dalam beberapa hari kami akan menyelesaikan konsultasi kami untuk memilih pemimpin baru bagi gerakan ini, untuk melanjutkan jalan Ismail, mengikuti jalan Syaikh (Ahmad Yassin) dan para syuhada rakyat Palestina kami," al-Hayya menyimpulkan.
Ismail Haniyeh dibunuh oleh rezim Israel saat tinggal di kediamannya di Teheran utara, Iran setelah ia menghadiri pelantikan presiden Iran yang baru terpilih, Masoud Pezeshkian.
Beberapa faksi di Poros Perlawanan, termasuk Iran, berjanji untuk memberikan tanggapan tegas terhadap kejahatan Israel. (MYD/Ab)