GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Lebih dari 11.800 orang telah ditahan oleh pasukan Zionis Israel di Tepi Barat yang diduduki sejak 7 Oktober 2023, Komisi Urusan Tahanan, Asosiasi Dukungan Tahanan dan Hak Asasi Manusia Addameer, dan Masyarakat Tahanan Palestina mengumumkan pada hari Ahad (24/11/2024).
“Dari mereka yang ditahan, 11.000 orang ditahan dalam penahanan administratif tanpa pengadilan atau dakwaan,” kata kelompok tersebut, seraya menambahkan, “Setidaknya 775 anak-anak dan 435 wanita telah ditahan.”
“Jumlah penangkapan tertinggi dilakukan di Hebron dan Yerusalem,” menurut laporan tersebut.
Jumlah tersebut tidak termasuk penahanan penduduk Gaza, yang diperkirakan kelompok tersebut mencapai ribuan.
Kelompok tersebut juga mencatat bahwa 45 tahanan telah meninggal di penjara dan kamp militer Israel. “Penahanan tersebut disertai dengan meningkatnya kejahatan dan pelanggaran seperti penghinaan, pemukulan brutal, ancaman terhadap tahanan dan keluarga mereka, vandalisme dan penyitaan properti, selain penghancuran infrastruktur terutama di kamp pengungsi Tulkarem dan Jenin,” kata kelompok tersebut.
Israel telah melakukan serangan kekerasan hampir setiap hari di seluruh Tepi Barat yang diduduki sejak Juni 2021. Serangan tersebut semakin meningkat dalam skala dan intensitas sejak Israel melancarkan perangnya di Jalur Gaza pada Oktober 2023.
Sejak Oktober tahun lalu, hampir 800 warga Palestina telah tewas di Tepi Barat, menurut pejabat kesehatan Palestina, dan hampir 6.500 lainnya terluka.
Mayoritas korban dibunuh oleh militer Israel, sementara selusin lainnya dibunuh oleh pemukim Israel, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Serangan di Tepi Barat telah terjadi bersamaan dengan serangan mematikan Israel yang terus berlanjut di daerah kantong yang dikepung itu, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 44.200 orang, menurut otoritas kesehatan Palestina. (Fars/Ab)