GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ) berduka atas gugurnya komandan dan juru bicara sayap militer mereka, Naji Abu Seif, yang lebih dikenal dengan nama samaran Abu Hamza, yang terbunuh dalam serangan udara Israel bersama istrinya dan keluarga saudaranya.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh gerakan Perlawanan Palestina, Abu Hamza, juru bicara Brigade al-Quds, dipuji sebagai "suara Perlawanan, yang tidak takut dicela dalam pengabdiannya kepada Tuhan, fasih dalam pidatonya, dan berani dalam posisi heroiknya dalam membela Perlawanan dan hak-hak rakyat kita, tidak pernah goyah dalam pendiriannya."
Pernyataan itu juga mengutuk "pembunuhan yang berbahaya dan penuh kebencian, yang dilakukan oleh entitas kriminal Nazi Zionis," sebagai bagian dari serangkaian pembantaian brutal terhadap rakyat Palestina, termasuk wanita dan anak-anak, dan akhirnya didukung oleh Amerika Serikat.
"Sementara dunia berdiri dalam kebisuan pengecut, [kami] hanya akan memperkuat tekad kami untuk terus membela rakyat kami dan hak-hak mereka sampai tujuan agresi ini sepenuhnya digagalkan," PIJ menyimpulkan.
Sekilas perjalanan Abu Hamza
Abu Hamza menjadi tokoh media terkemuka setelah bertahun-tahun bekerja, dengan orang-orang dengan penuh semangat menunggu pembaruannya tentang perkembangan terbaru dan sikap brigade, sebagaimana tercermin dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Gerakan Jihad Islam dalam berita kematian tersebut.
Pada tanggal 12 Februari, Abu Hamza mengonfirmasi, melalui unggahan Telegram, bahwa nasib tawanan Israel yang ditahan oleh Perlawanan di Jalur Gaza "bergantung pada perilaku Perdana Menteri pemerintah pendudukan Israel, Benjamin Netanyahu, baik secara positif maupun negatif," dengan menganggap pemerintah Israel bertanggung jawab atas kegagalannya mematuhi perjanjian gencatan senjata dan pelanggaran yang terus dilakukannya.
'Israel' lanjutkan perang di Gaza, 426 orang tewas
Pasukan pendudukan Israel melancarkan serangan udara yang intens di seluruh Jalur Gaza pada Selasa pagi, yang menargetkan daerah pemukiman, kamp pengungsi, dan infrastruktur publik, menyusul runtuhnya gencatan senjata resmi yang menghentikan agresi di wilayah Palestina.
Laporan menyebutkan bahwa jumlah korban tewas akibat agresi Israel di Jalur Gaza telah meningkat menjadi sedikitnya 426 orang martir, dengan tambahan 600 orang terluka, banyak di antaranya dalam kondisi kritis.
Sementara itu, juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Basal, menyatakan bahwa lebih dari 400 orang telah tewas, sementara 300 hingga 600 lainnya terluka, dan memperingatkan bahwa banyak yang mungkin meninggal karena luka-luka mereka karena parahnya luka-luka mereka. (MYD/Ab)