View Full Version
Senin, 25 Aug 2025

'Mohammed' Kalahkan Nama-Nama Populer Barat, Jadi Nomor 1 di Inggris dan Eropa

BRUSSELS, BELGIA (voa-islam.com) - Ada lonjakan dramatis penggunaan nama “Mohammed” dan variasinya di seluruh Eropa, demikian laporan Daily Mail, yang menyoroti perubahan demografis terkait dengan imigrasi.

Menurut laporan tersebut, selama 25 tahun terakhir jumlah bayi yang diberi nama ini melonjak hingga 732% di Austria, 372% di Irlandia, dan 127% di Prancis, sementara di Belanda peningkatannya lebih kecil yakni 13%.

Data ini mencerminkan pola perubahan populasi di Eropa, yang sebagian besar dipicu oleh gelombang imigrasi, banyak di antaranya berasal dari negara-negara mayoritas Muslim.

Publikasi Inggris itu menganalisis data dari 11 negara Eropa, termasuk Austria, Irlandia, Polandia, Italia, Prancis, Belgia, Inggris dan Wales, Swedia, Swiss, Denmark, serta Belanda, dengan menggunakan data dari badan statistik nasional. Di beberapa negara, seperti Jerman, di mana migrasi melonjak setelah krisis pengungsi 2015, data sebanding tidak tersedia.

Peningkatan Penggunaan Nama Mohammed

Kajian tersebut memasukkan lima ejaan umum nama ini: Muhammad, Mohammed, Mohammad, Mohamed, dan Mohamad. Di Austria sejak tahun 2000, jumlah bayi bernama Mohammed naik 732% sementara di Irlandia mencatat peningkatan 372% dan Prancis: naik 127%. Di Belanda melihat kenaikan kecil, hanya 13%.

Kenaikan paling tajam terjadi di Inggris dan Wales, di mana hampir 3% dari semua bayi baru lahir diberi nama Mohammed. Kantor Statistik Nasional Inggris menyatakan nama ini menjadi yang paling populer di negara itu pada 2024, untuk tahun kedua berturut-turut. Pada 2023, ada 4.661 bayi yang diberi nama Mohammed, menyalip Noah di posisi teratas untuk pertama kalinya. Angka itu naik 23% menjadi 5.721 bayi pada 2024.

Belgia berada di posisi kedua, dengan lebih dari 1% bayi baru lahir pada 2024 diberi nama Mohammed — dua kali lipat dibanding 25 tahun lalu.

Di Austria, satu dari setiap 200 bayi baru lahir pada 2023 diberi nama ini, dibanding hanya 1 dari 1.670 pada tahun 2000. Prancis melaporkan 0,87% bayi bernama Mohammed, sementara di Belanda angkanya 0,7%.

Dampak Sosial dan Politik

Di Polandia jumlah bayi bernama Mohammed meningkat 217% sejak 2000, meski secara total hanya 0,1% dari bayi pada 2023, mencerminkan kebijakan imigrasi yang ketat. Mantan Perdana Menteri Polandia, Mateusz Morawiecki, dari partai konservatif Law and Justice yang kini berada di oposisi, pada akhir masa jabatannya tahun 2023 memperingatkan bahwa budaya Polandia berisiko “dihancurkan” oleh migran Muslim dari Timur Tengah dan Afrika.

Selain karena faktor imigrasi, popularitas nama ini juga dipicu oleh kekaguman terhadap bintang olahraga dunia seperti pelari jarak jauh Mo Farah, penyerang Liverpool Mohamed Salah, dan legenda tinju Muhammad Ali.

Meski demikian, lonjakan tajam penggunaan nama Mohammed mencerminkan pergeseran demografis yang sedang mengubah wajah benua Eropa — perubahan yang dalam beberapa tahun terakhir ikut memicu menguatnya gerakan sayap kanan dan nasionalis yang menyerukan pembatasan imigrasi serta deportasi migran tanpa dokumen.

Populasi Muslim di Eropa

Belum jelas berapa banyak jumlah Muslim di Eropa saat ini. Pew Research Center memperkirakan bahwa pada 2020, Muslim mencakup sekitar 6% populasi benua itu. Laporan Pew tahun 2017 menyebut angka 4,9% dan memproyeksikan bahwa dengan skenario migrasi “sedang”, proporsinya akan meningkat menjadi 11,2% pada 2025.

Untuk keperluan studi ini, Eropa didefinisikan mencakup negara-negara Uni Eropa, ditambah Norwegia dan Swiss (Inggris sudah keluar dari UE). (YNet/Ab)


latestnews

View Full Version