View Full Version
Selasa, 26 Aug 2025

Israel Percepat Penggalian Terowongan di Bawah Masjid Al-Aqsa, Warisan Sejarah Terancam

YERUSALEM, PALESTINA (voa-islam.com) – Israel semakin mempercepat aktivitas penggalian di sekitar Masjid Al-Aqsa di Yerusalem yang diduduki. Proyek ini membentang dari Plaza Al-Buraq di sebelah barat, melalui Gerbang Magharba, hingga ke Gerbang Jaffa (Bab al-Khalil) di barat laut dinding Masjid.

Menurut laporan dari situs saudara The New Arab versi Arab, Al-Araby Al-Jadeed, penggalian ini dilakukan secara rahasia dan ketat, tanpa keterlibatan warga Palestina setempat yang dilarang mengetahui detail proyek tersebut.

Terowongan rahasia sepanjang sekitar 550 meter itu berisiko menghancurkan situs-situs arkeologi penting peninggalan Islam, Kanaan, dan Romawi, karena otoritas Israel berupaya menghapus jejak sejarah kawasan tersebut dan menggantinya dengan "Museum Alkitab".

Fakhri Abu Diab, anggota Dewan Pengelola Masjid Al-Aqsa, mengatakan kepada Al-Araby Al-Jadeed bahwa hanya pegawai Otoritas Barang Antik Israel yang diizinkan masuk ke lokasi penggalian, dan itu pun dengan pengamanan ketat.

Dari titik-titik tinggi di Yerusalem, lokasi penggalian bisa terlihat, namun ditutupi tenda besar untuk menyembunyikan kegiatan di bawahnya.

"Terowongan ini membentang secara tidak teratur di bawah rumah dan toko milik warga Yerusalem, yang secara langsung mengancam pondasi bagian barat daya Masjid Al-Aqsa. Otoritas pendudukan belum mengumumkan secara resmi proyek ini demi menghindari reaksi publik," ujar Abu Diab.

Ia juga mengatakan bahwa dirinya sempat mencoba mendekati lokasi, tetapi dihentikan oleh polisi Israel yang bahkan memotret kartu identitasnya.

Terowongan ini melintasi kawasan yang kaya sejarah kuno, termasuk Cardo, jalan utama peninggalan Romawi yang membelah Kota Tua Yerusalem dari timur ke barat. Sebagai situs warisan dunia UNESCO, wilayah ini seharusnya tidak boleh diganggu, terlebih lagi karena masih dihuni oleh warga Palestina di atas tanah tersebut.

Berbeda dari terowongan sebelumnya, proyek kali ini didesain agar bisa dilewati kendaraan berat dan peralatan besar milik pemukim, serta dimulai dari dalam Kota Tua dan berakhir di luar, tepatnya di Lapangan Bab al-Khalil (Mamilla Square versi Israel).

Menurut Abu Diab, proyek ini sengaja tidak dipublikasikan oleh pihak Israel demi menghindari kecaman. Namun, laporan menyebutkan bahwa proyek ini dibahas dalam pertemuan pada 16 Juli bersama Menteri Urusan Yerusalem dan Warisan Israel—beberapa jam sebelum sang menteri mengundurkan diri.

Warga Palestina meyakini keputusan dalam pertemuan itu diambil terburu-buru, demi meredam penolakan terhadap proyek yang jelas-jelas menggusur warisan bersejarah, termasuk dari era Mamluk.

Kekhawatiran Terhadap Masjid Al-Aqsa dan Identitas Sejarah

Masjid Al-Aqsa, salah satu situs paling suci dalam Islam, dikhawatirkan akan mengalami kerusakan serius pada fondasinya akibat penggalian ini. Kelompok ekstremis Yahudi, termasuk anggota pemerintahan Israel, secara terbuka menyatakan keinginan mereka untuk meruntuhkan masjid tersebut dan membangun kuil Yahudi di lokasi yang sama.

Menurut Al-Quds International Institution, hingga tahun 2025 telah ada setidaknya 64 proyek penggalian dan terowongan di bawah Masjid Al-Aqsa. Lembaga tersebut memperingatkan bahwa hal ini mengancam stabilitas struktur Al-Haram Asy-Syarif secara keseluruhan.

Abu Diab juga menyuarakan kekhawatiran terkait program tur yang sudah mulai digelar oleh Israel di terowongan tersebut. Ia mengatakan tur itu "menyesatkan wisatawan" dengan narasi bahwa mereka sedang menyaksikan "peradaban Yahudi dari 3.000 tahun lalu".

Syaikh Ekrima Sabri, mantan Mufti Besar Yerusalem dan Ketua Dewan Tinggi Islam saat ini, juga menyatakan bahwa sejumlah penggalian telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut Sabri, area bawah tanah yang diklaim Israel sebagai “situs Yahudi kuno” sebenarnya adalah saluran air lama yang dulunya digunakan untuk mengalirkan air ke Masjid dan rumah-rumah sekitar. Israel kemudian memperluas saluran ini dan membuatnya terlihat seperti jaringan terowongan bawah tanah.

Beberapa bangunan di Yerusalem, khususnya di wilayah Bab al-Silsla dan Bab al-Magharba, sudah mulai mengalami retakan hingga sebagian runtuh akibat aktivitas penggalian tersebut.

Terowongan terbaru ini bahkan melintas di bawah lokasi Kantor Dewan Tinggi Islam."Kami tidak akan meninggalkan Al-Aqsa ataupun bangunan kami, karena semua tindakan ini hanyalah propaganda. Kelompok Zionis ingin meraih keuntungan politik dengan mengorbankan keberadaan warga Yerusalem," tegas Syaikh Sabri. (TNA/Ab)


latestnews

View Full Version