View Full Version
Rabu, 24 Sep 2025

Genosida Gaza Dibungkam: Algoritma TikTok AS Kini di Tangan Raksasa Pro-Israel

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Sebuah perusahaan raksasa teknologi Amerika pro-Israel disebut akan menyediakan keamanan data dan menciptakan ulang algoritma untuk TikTok versi baru di AS, sebagai bagian dari upaya menyensor genosida rezim pendudukan terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung, demikian menurut sebuah laporan.

Langkah ini muncul menyusul penjualan aplikasi media sosial populer milik Cina tersebut kepada investor AS. Media keuangan Bloomberg mengutip seorang pejabat Gedung Putih pada Senin (22/9/2025) yang mengatakan bahwa kesepakatan dengan Oracle Corp. bertujuan memastikan kontrol AS atas algoritma TikTok, yang merekomendasikan video dan menentukan apa yang dilihat pengguna di AS.

Berdasarkan perjanjian yang diusulkan, pemilik TikTok berbasis AS akan menyewa salinan algoritma dari induknya di Cina, ByteDance Ltd., yang kemudian akan dilatih ulang “dari nol” oleh Oracle, menurut pejabat tersebut.

“Data pengguna AS akan disimpan di cloud aman yang dikelola Oracle dengan kontrol yang dirancang untuk mencegah masuknya musuh asing, termasuk Cina,” kata pejabat itu seperti dikutip Bloomberg.

“ByteDance yang berbasis di Beijing tidak akan memiliki akses ke informasi pengguna TikTok di AS, dan juga tidak akan punya kendali atas algoritma di AS.”

Pejabat Gedung Putih itu menegaskan, “Oracle, mitra keamanan AS, akan mengoperasikan, melatih ulang, dan secara terus-menerus memantau algoritma AS untuk memastikan konten bebas dari manipulasi atau pengawasan yang tidak semestinya.”

Oracle, yang berkantor pusat di Austin dan dikendalikan pendirinya Larry Ellison, sudah menyediakan layanan cloud untuk TikTok dan meng-host data pengguna di AS serta negara lain melalui kemitraan bernilai miliaran dolar yang disebut “Project Texas.”

Ellison dikenal sebagai salah satu tokoh Silicon Valley paling pro-Israel dan telah menyumbang besar ke lembaga yang disebut amal “Friends of the Israel Defense Forces (FIDF),” yang mendukung tentara pendudukan Israel dan terlibat dalam pendanaan pasokan medis darurat serta perawatan kesehatan mental bagi mereka yang terluka di Jalur Gaza.

Setelah dimulainya genosida Israel di Gaza pada Oktober 2023, Ellison menjanjikan dukungan Oracle bagi rezim Zionis dengan infrastruktur cloud dan keamanan siber, menegaskan komitmennya terhadap sektor militer dan teknologi Israel.

Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) menyatakan bahwa perusahaan teknologi AS, khususnya Microsoft, Amazon, Google, Cisco, Oracle, dan IBM, “sangat terlibat dalam kejahatan (termasuk apartheid dan genosida)” karena menyediakan infrastruktur cloud dan teknologi AI kepada tentara pendudukan Israel.

Perusahaan media sosial, termasuk TikTok, juga mempekerjakan banyak mantan perwira intelijen dari Unit 8200 Israel.

TikTok melarang penyebutan pasukan Israel sebagai ‘teroris’ setelah mempekerjakan mantan tentara

TikTok memperbarui pedoman kontennya untuk melarang penyebutan pasukan Israel sebagai “teroris,” tak lama setelah menunjuk seorang mantan tentara Israel sekaligus “Zionis bangga” untuk mengawasi kebijakan yang disebut “anti-Semitisme.”

Rezim Israel juga melobi perusahaan media sosial agar menghapus konten pro-Palestina, memberi Tel Aviv pengaruh besar dalam keputusan sensor di platform besar AS.

Pada 2024, Kongres AS memberlakukan undang-undang “TikTok divest-or-ban” setelah kelompok lobi Yahudi resah dengan banyaknya anak muda Amerika yang menonton dan membagikan video pembantaian massal warga sipil Palestina oleh Israel di Gaza.

Akses ke TikTok sempat diblokir sementara bagi pengguna AS pada Januari saat larangan berlaku. Namun, Presiden Donald Trump memberi perpanjangan waktu untuk mencapai kesepakatan, sehingga akses dipulihkan hanya sehari setelahnya.

Langkah ini muncul ketika rezim Israel terus melanjutkan penindasan sistematis terhadap warga Palestina dengan memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza dan melancarkan invasi darat skala penuh di seluruh wilayah tersebut.

Gambar dan video mengerikan yang memperlihatkan anak-anak kelaparan, pemboman tanpa henti, dan kehancuran luas terus muncul di platform media sosial, memperlihatkan kondisi mengenaskan yang dihadapi warga Palestina.

Didukung AS, Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Gaza pada 7 Oktober 2023, setelah pejuang perlawanan Palestina melancarkan Operasi Banjir al-Aqsa sebagai respons terhadap kampanye puluhan tahun rezim Zionis yang penuh pertumpahan darah dan kehancuran terhadap rakyat Palestina.

Militer Israel hingga kini telah membunuh lebih dari 65.300 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Ribuan korban lainnya dikhawatirkan masih terperangkap di bawah reruntuhan, tak dapat dijangkau tim darurat dan pertahanan sipil akibat serangan Israel yang terus berlanjut. (ptv/Ab)


latestnews

View Full Version