GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Gerakan Hamas mengecam serangan Israel yang terus berlanjut di Gaza yang menewaskan 70 warga Palestina, serta menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berbohong tentang pengurangan serangan terhadap warga sipil.
Gerakan Perlawanan Islam Hamas menyatakan bahwa pemboman dan pembantaian yang terus dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza telah membongkar klaim palsu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang mengaku mengurangi operasi militer terhadap warga sipil.
Menurut pernyataan tersebut, pasukan pendudukan Israel (IOF) terus melakukan kejahatan dan pembantaian mengerikan di seluruh Jalur Gaza. Sejak pagi tadi saja, serangan-serangan itu telah menewaskan 70 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, dalam apa yang disebut Hamas sebagai “eskalasi berdarah” yang mengungkap tipu daya pemerintah pendudukan.
Hamas kembali menyerukan kepada komunitas internasional serta bangsa-bangsa Arab dan Islam untuk menunaikan tanggung jawab hukum dan kemanusiaannya — mendesak tindakan segera guna melindungi dan membantu rakyat Palestina serta menekan sekuat mungkin agar genosida dan kelaparan yang sedang berlangsung di Gaza segera dihentikan.
Gerakan tersebut juga menyerukan kepada orang-orang merdeka di seluruh dunia untuk terus dan meningkatkan kegiatan solidaritas mereka dengan rakyat Palestina serta menekan pihak pendudukan agar menghentikan kejahatan genosida dan hukuman kolektifnya.
Presiden AS Donald Trump mengklaim bahwa Israel telah menyetujui garis penarikan awal sebagai bagian dari negosiasi yang sedang berlangsung menuju gencatan senjata di Gaza.
Dalam unggahan di platform Truth Social, Trump menyatakan bahwa proposal tersebut telah disampaikan kepada Hamas, dan setelah konfirmasi diterima, gencatan senjata akan segera diberlakukan bersamaan dengan pertukaran tawanan dan tahanan.
Ia menambahkan bahwa rencana tersebut akan “menciptakan kondisi bagi fase penarikan berikutnya,” yang akan membawa konflik ini “mendekati akhir dari bencana selama 3.000 tahun ini.” (MYD/Ab0
Hamas condemned ongoing "Israeli" attacks in Gaza that killed 70 Palestinians, accusing Netanyahu of lying about reducing strikes on civilians.
The Islamic Resistance Movement, Hamas, said that the continued Israeli bombardment and massacres against the Palestinian people in Gaza expose Prime Minister Benjamin Netanyahu’s false claims of reducing military operations against civilians.
According to the statement, the Israeli occupation forces (IOF) continue to commit horrific crimes and massacres across the Gaza Strip. Since this morning alone, the strikes have killed 70 Palestinians, including women and children, in what the movement described as a “bloody escalation” that reveals the deceit of the occupation government.
Hamas renewed its call on the international community and Arab and Islamic nations to assume their legal and humanitarian responsibilities, urging urgent action to protect and aid the Palestinian people and to exert maximum pressure to end the ongoing genocide and starvation in Gaza.
The movement also called on free people around the world to continue and escalate their solidarity activities with the Palestinian people and to pressure the occupation to halt its crimes of genocide and collective punishment.
US President Donald Trump announced that "Israel" has agreed to an initial withdrawal line as part of ongoing negotiations toward a ceasefire in Gaza.
In a post on Truth Social, Trump said the proposal had been shared with Hamas, and that once confirmation is received, a ceasefire will take immediate effect, alongside a captive and prisoner exchange.
He added that the plan would “create the conditions for the next phase of withdrawal,” bringing the conflict “close to the end of this 3,000-year catastrophe.”