View Full Version
Ahad, 05 Oct 2025

Hamas: Pemboman Israel di Gaza Bongkar Kebohongan Netanyahu

GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Gerakan Hamas mengecam serangan Israel yang terus berlanjut di Gaza yang menewaskan 70 warga Palestina, serta menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berbohong tentang pengurangan serangan terhadap warga sipil.

Gerakan Perlawanan Islam Hamas menyatakan bahwa pemboman dan pembantaian yang terus dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza telah membongkar klaim palsu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang mengaku mengurangi operasi militer terhadap warga sipil.

Menurut pernyataan tersebut, pasukan pendudukan Israel (IOF) terus melakukan kejahatan dan pembantaian mengerikan di seluruh Jalur Gaza. Sejak pagi tadi saja, serangan-serangan itu telah menewaskan 70 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, dalam apa yang disebut Hamas sebagai “eskalasi berdarah” yang mengungkap tipu daya pemerintah pendudukan.

Hamas kembali menyerukan kepada komunitas internasional serta bangsa-bangsa Arab dan Islam untuk menunaikan tanggung jawab hukum dan kemanusiaannya — mendesak tindakan segera guna melindungi dan membantu rakyat Palestina serta menekan sekuat mungkin agar genosida dan kelaparan yang sedang berlangsung di Gaza segera dihentikan.

Gerakan tersebut juga menyerukan kepada orang-orang merdeka di seluruh dunia untuk terus dan meningkatkan kegiatan solidaritas mereka dengan rakyat Palestina serta menekan pihak pendudukan agar menghentikan kejahatan genosida dan hukuman kolektifnya.

Trump: Israel Setuju untuk Penarikan Awal Menunggu Tanggapan Hamas

Presiden AS Donald Trump mengklaim bahwa Israel telah menyetujui garis penarikan awal sebagai bagian dari negosiasi yang sedang berlangsung menuju gencatan senjata di Gaza.

Dalam unggahan di platform Truth Social, Trump menyatakan bahwa proposal tersebut telah disampaikan kepada Hamas, dan setelah konfirmasi diterima, gencatan senjata akan segera diberlakukan bersamaan dengan pertukaran tawanan dan tahanan.

Ia menambahkan bahwa rencana tersebut akan “menciptakan kondisi bagi fase penarikan berikutnya,” yang akan membawa konflik ini “mendekati akhir dari bencana selama 3.000 tahun ini.” (MYD/Ab)


latestnews

View Full Version