GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Israel telah membunuh 19 warga Palestina di Gaza meskipun gencatan senjata telah diumumkan antara kelompok perlawanan Palestina, Hamas, dan rezim pendudukan.
Otoritas kesehatan Gaza melaporkan pada hari Sabtu bahwa jenazah 155 warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel telah ditemukan, termasuk 19 korban baru, seiring dengan berlakunya gencatan senjata di wilayah tersebut.
Dari jumlah tersebut, 135 orang merupakan korban serangan Israel sebelumnya, yang jenazahnya telah diambil dari berbagai wilayah dan dibawa ke pusat-pusat medis.
Menurut sumber yang sama, 16 orang tewas ketika pesawat tempur Israel menyerang sebuah rumah milik keluarga Ghabboun di selatan Kota Gaza.
Dua warga Palestina lainnya juga tewas dalam serangan udara di selatan Khan Younis di Gaza selatan.
Selain itu, seorang warga Palestina meninggal dunia akibat luka yang diderita selama serangan Israel sebelumnya.
Dengan melambatnya pengeboman dan mundurnya pasukan Israel dari beberapa wilayah di Jalur Gaza, tim penyelamat telah mulai menjangkau permukiman yang hancur untuk mengevakuasi korban serangan Israel yang dilakukan selama dua tahun genosida.
Rumah sakit di seluruh Jalur Gaza menerima banyak korban; Sebanyak 43 jenazah dibawa ke Rumah Sakit Al-Shifa, 60 jenazah ke Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Kota Gaza, empat jenazah ke Rumah Sakit Al-Awda di Nuseirat, 16 jenazah ke Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir al-Balah, dan 32 jenazah ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.
Kamis malam, rezim Israel secara resmi menyetujui perjanjian gencatan senjata yang diusulkan oleh Presiden AS Trump, menandai dimulainya fase pertama dari rencana perdamaian yang lebih luas.
Perjanjian tersebut menyerukan diakhirinya permusuhan, penarikan pasukan Israel dari Gaza, fasilitasi bantuan kemanusiaan, dan pertukaran tawanan/korban penculikan.
Namun, serangan yang terus berlanjut menimbulkan keraguan tentang komitmen Israel terhadap gencatan senjata.
Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) telah mendesak Israel untuk mencabut pengepungan yang sedang berlangsung dan membuka semua penyeberangan ke Gaza, karena 6.000 truk bantuan siap masuk dalam beberapa jam.
Kerusakan besar-besaran, termasuk penghancuran rumah dan infrastruktur penting, telah menyebabkan dua juta penduduk Gaza mengungsi.
Sejak rezim Israel memulai serangan genosida di Gaza pada 7 Oktober 2023, setidaknya 67.211 warga Palestina telah tewas dan 169.961 lainnya luka-luka, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Para ahli yakin jumlah korban sebenarnya jauh lebih tinggi, karena ribuan orang masih hilang atau terjebak di bawah reruntuhan. (ptv/Ab)