

GAZA (voa-islam.com) – Dewan Ulama Palestina mengeluarkan pernyataan tegas mengutuk genosida yang tengah berlangsung di kota El Fasher, wilayah Darfur, Sudan. Tragedi berdarah itu disebut sebagai bencana kemanusiaan besar yang terjadi di tengah diamnya dunia internasional dan pengabaian memalukan dari negara-negara Arab dan Islam.
Dalam pernyataannya yang disertai kutipan ayat suci An-Nisa ayat 93, Dewan Ulama Palestina menyampaikan duka mendalam atas penderitaan rakyat Sudan yang menjadi korban pembantaian, pengusiran, dan kehancuran massal di El Fasher.
“Barang siapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya adalah neraka Jahanam, kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya, melaknatnya, dan menyiapkan baginya azab yang besar,” (QS. An-Nisa: 93).
Dewan menegaskan bahwa pembantaian yang terjadi merupakan kejahatan besar yang menodai kemanusiaan dan menuntut kewajiban syar’i bagi seluruh umat Islam — baik pemerintah, rakyat, maupun lembaga — untuk bangkit membela yang tertindas.
“Darah seorang Muslim tidak membedakan warna kulit, ras, utara atau selatan,” tegas pernyataan tersebut.
Lebih jauh, Dewan Ulama Palestina menilai bahwa pelaku kejahatan di Gaza adalah sama dengan mereka yang menumpahkan darah di El Fasher. Menurut dewan, jaringan global kejahatan itu beroperasi di berbagai wilayah dengan kepentingan yang sama: proyek dominasi dan kekacauan terhadap dunia Islam, di mana sejumlah negara Arab bahkan disebut terlibat langsung mendukung dan membiayai milisi kriminal di Sudan.
“Kepentingan musuh Zionis, ekspansi regional, dan dominasi internasional bertemu di sana. Sudan dijadikan ladang kekacauan yang harus tetap menyala,” tulis Dewan.
Pernyataan tersebut juga memperingatkan bahaya normalisasi terhadap kekerasan di Sudan. Dewan menolak pandangan bahwa konflik di Darfur hanyalah persoalan domestik, karena sejatinya merupakan bagian dari peta besar pemecahan dunia Islam menjadi wilayah-wilayah lemah dan saling berkonflik.
Dewan Ulama Palestina pun menuding kelalaian rezim Arab, negara Islam, serta organisasi internasional seperti PBB dan Uni Afrika, yang dinilai gagal melindungi warga sipil dan mencegah bencana kemanusiaan lebih besar.
“Kami menyeru mereka untuk menjalankan tanggung jawab moral dan kemanusiaan — menghentikan perang, membuka jalur kemanusiaan, dan memberikan perlindungan segera bagi warga sipil.”
Selain itu, Dewan menyerukan kepada para ulama, dai, dan lembaga media Islam di seluruh dunia untuk menyuarakan kebenaran, menolak pembungkaman, serta mendokumentasikan dan mempublikasikan kejahatan yang terjadi di El Fasher.
“Darah Muslim di El Fasher adalah amanah di pundak kita semua,” tulis dewan.
Menutup pernyataannya, Dewan Ulama Palestina berdoa agar Allah mengangkat penderitaan rakyat Sudan, melindungi para janda, yatim, dan pengungsi, serta memberikan kemenangan dan jalan keluar bagi umat Islam yang tertindas.
“Dan kelak orang-orang yang zalim itu akan mengetahui tempat kembali yang akan mereka tuju.” (Asy-Syu’ara: 227). (BIP/Ab)