

SYDNEY, AUSTRALIA (voa-islam.com) - Para influencer media sosial pro-Israel tertangkap menyebarkan informasi palsu tentang identitas pria yang melucuti senjata seorang penembak dalam serangan mematikan di Bondi Beach, Australia. Mereka secara keliru mengklaim bahwa sang pahlawan adalah seorang Kristen, meskipun telah dikonfirmasi bahwa ia adalah seorang Muslim Suriah bernama Ahmed Al-Ahmed.
Rekayasa informasi ini tampaknya dimaksudkan untuk mencegah seorang Muslim mendapatkan pengakuan atas tindakan keberanian luar biasa. Ahmed Al-Ahmed, yang menghadapi dan melucuti penyerang dengan tangan kosong, awalnya digambarkan dalam laporan media sebagai pemilik lapak buah di pusat perbelanjaan tersebut.
Di antara pihak yang menyebarkan kebohongan itu adalah Laura Loomer, komentator sayap kanan jauh dan aktivis pro-Israel, yang menulis: “Media terus mengatakan bahwa pria yang melucuti teroris Muslim di Australia hari ini juga seorang Muslim pemilik lapak buah. Laporan kredibel menunjukkan pria itu sebenarnya seorang Kristen Lebanon atau Koptik. Jangan termakan propaganda.”
Tokoh media sosial pro-Israel lainnya, Eyal Yakoby, juga menulis: “BREAKING: Pahlawan yang melucuti salah satu penembak di Australia dilaporkan seorang Kristen Maronit. Pahlawan sejati.”
Kedua klaim tersebut tidak benar. Sepupu Ahmed Al-Ahmed, Mustafa Al-Ahmed, mengonfirmasi kepada media Australia bahwa Ahmed adalah seorang Muslim yang taat dari kota Idlib, Suriah. Anggota komunitas dan teman-temannya juga membenarkan identitas tersebut.
Pengguna media sosial menyoroti bahwa penolakan influencer pro-Israel untuk menerima kenyataan bahwa seorang Muslim bisa menjadi pahlawan tanpa pamrih mencerminkan Islamofobia yang mengakar dalam banyak wacana pro-Israel. Alih-alih mengakui keberanian seorang Muslim yang mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan warga Yahudi, mereka berupaya menulis ulang identitasnya agar selaras dengan agenda ideologis mereka yang secara konsisten menstigmatisasi Muslim.
Sebagian pihak menilai kampanye disinformasi ini menyoroti bagaimana retorika Islamofobik dengan cepat dipersenjatai. Alih-alih merayakan pahlawan Muslim yang menempatkan dirinya dalam bahaya demi melindungi orang lain, para influencer dengan pengikut besar menggunakan platform mereka untuk menghapus identitasnya dan secara keliru menetapkannya sebagai seorang Kristen.
Pengamat juga menunjuk pada pola di mana aksi heroik Muslim dikecilkan, disangkal, atau diambil alih, sementara pelaku kejahatan yang beragama Muslim diperbesar untuk memperkuat stereotip rasis. Insiden di Bondi kini disebut sebagai contoh klasik penghapusan digital demi narasi anti-Muslim.
Ahmed Al-Ahmed belum berbicara secara terbuka, namun dilaporkan sedang memulihkan diri dari luka-luka yang dideritanya dalam serangan tersebut. Para pemimpin komunitas menyerukan agar ia diberi penghormatan atas keberaniannya.
Sementara media arus utama kini telah meluruskan fakta, para pengkritik mencatat bahwa unggahan Loomer dan Yakoby masih tayang dan terus dibagikan.