LIBANNON (voa-islam.com) - Meski prediksi banyak pihak bahwa para pejuang Suriah cepat atau lambat dapat mengalahkan rezim Bashar Al-Assad, menyusul semakin banyaknya kemenangan yang mereka peroleh di lapangan melawan rezim Damaskus, namun pemimpin gerakan militan Syi'ah bersenjata Hizbullah di Libanon yakin dan sesumbar bahwa para pejuang Suriah tidak akan memenangakan pertempuran melawan Bashar Al-Assad.
Pemimpin militan Syi'ah Hizbullah Libanon, Hassan Nasrallah mengklaim pada hari Ahad (16/12/2012) bahwa para pejuang pembebasan Suriah tidak dapat muncul sebagai pemenang dari konflik sepanjang 21-bulan di negara itu melawan Bashar Al-aasad.
Hassan Nasrallah, sekutu setia Presiden Bashar Al-Assad, mengatakan: "Situasi di Suriah semakin lebih rumit (tapi) siapa pun yang berpikir pasukan oposisi bersenjata dapat memenangkan perang di lapangan adalah sangat sangat keliru."
Hassan Nasrallah juga mengklaim bahwa pertarungan di dalam Suriah bukan karena pemerintah Assad menindak keras rakyatnya sendiri, tetapi bahwa oposisi, yang didanai dari luar negeri, berkomitmen untuk melakukan konfrontasi militer dan menolak dialog apapun.
"Pertempuran ini bukan sama sekali antara rezim Suriah dan rakyatnya. Ada pembagian. Satu segmen penduduk mendukung rezim Bashar Al-Assad dan segmen lain mendukung oposisi yang telah mengangkat senjata dan sedang dibantu oleh pasukan regional dan terjadi bentrokan bersenjata, "kata Nasrallah seperti dikutip Naharnet Libanon.
..Situasi di Suriah semakin lebih rumit (tapi) siapa pun yang berpikir pasukan oposisi bersenjata dapat memenangkan perang di lapangan adalah sangat sangat keliru.
"Pertempuran masih jauh dari selesai di Suriah karena oposisi bersenjata menolak setiap dialog dengan rezim, yang akan membawa kekerasan lebih lanjut dan pertumpahan darah," tambahnya.
Hizbullah, bersama dengan Iran, keduanya memiliki akidah yang sama dengan rezim Bashar Al-Assad, secara aktif mengirim para petempurnya untuk bahu-membahu menghancurkan pemberontakan berusia 21 bulan melawan Assad.
Harian Inggris The Times melaporkan pada 6 oktober 2012, mengutip pernyataan perwira dari Angkatan Udara Suriah yang membelot dan melarikan diri ke Lebanon, bahwa Hizbullah dan Iran masing-masing mengirimkan 1500 pasukan tempurnya ke Suriah untuk membantu rezim Bashar Al-Assad memerangi para pejuang pembebasan Suriah.
Informasi lain yang terungkap bersamaan dengan berita itu bahwa ada beberapa pasukan dan pendiri Hizbullah yang tewas di Suriah yang akhirnya jenazahnya dipindah untuk dimakamkan di Libanon. (by/Reuters)