View Full Version
Rabu, 27 Mar 2013

Lembaga Kemanusiaan Dilarang Ketahui Kondisi Tahanan di Suriah

DAMASKUS (voa-islam.com) - Dua tahun setelah pecahnya konflik di Suriah, kebutuhan bantuan kemanusiaan semakin besar dari yang sebelumnya. Warga sipil terus menanggung beban konflik bersenjata dan berjuang untuk bertahan hidup dalam kondisi sulit setiap hari. Mereka bertahan di tengah pertempuran sengit dan penurunan stabilitas kondisi standar hidup yang layak, tanpa tahu kapan hal ini akan berakhir.

''Ratusan orang meninggal setiap hari di Suriah. Jutaan orang telah terlantar di dalam negeri sementara yang lain telah melarikan diri ke negara tetangga untuk hidup dalam kondisi yang sulit, " terang Robert Mardini, Kepala Operasi untuk Timur Tengah pada Komite Palang Merah Internasional (ICRC).

"Puluhan ribu orang hilang atau ditahan. Banyak keluarga yang putus asa mencari orang yang mereka cintai, dengan tidak ada informasi yang tersedia tentang keberadaan mereka. Standar kesehatan telah turun secara dramatis, fasilitas medis telah menjadi target serangan dan pekerja kesehatan dibunuh, diintimidasi atau ditahan ketika mencoba untuk menyelamatkan nyawa. Properti dan infrastruktur telah rusak parah, meninggalkan daerah yang luas dalam reruntuhan.''

Nasib dan kondisi dari orang yang ditahan sehubungan dengan konflik bersenjata tetap menjadi isu yang paling memprihatinkan untuk ICRC.

"Meskipun berulang kali kami mencoba untuk melanjutkan kunjungan ke tahanan, sangat sedikit yang telah dicapai sejauh ini. Saat ini, kami tidak memiliki informasi tangan pertama mengenai situasi para tahanan dan hal ini sangat mengkhawatirkan bagi kita. Kami akan terus mencari tindakan kongkrit dari pihak berwenang Suriah yang akan memungkinkan kita untuk mengunjungi tahanan. Ini tetap menjadi salah satu prioritas utama kami,'' tambah Mardini.

"Ini menyedihkan bahwa tingginya jumlah korban sipil sekarang adalah kejadian sehari-hari dan menjadi hal biasa yang amat disayangkan", kata Mardini.

"Banyak kekejaman terhadap warga sipil telah dilaporkan selama dua tahun terakhir dan kami juga telah melihat serangan membabi buta terhadap warga sipil dan para petugas kesehatan juga pekerja kemanusiaan, ini adalah pelanggaran hukum kemanusiaan internasional dan prinsip-prinsip dasar kemanusiaan oleh karena itu semua pihak harus berhenti."

Para pihak dalam konflik tidak berusaha untuk mencapai solusi politik, masyarakat internasional pun belum berhasil bernegosiasi untuk mengakhiri konflik bersenjata ini. Pada saat yang sama dan meskipun upaya besar yang dibuat oleh segelintir organisasi kemanusiaan di lapangan, bantuan yang diberikan kepada orang-orang Suriah jauh dari memenuhi kebutuhan yang terus bertambah.

ICRC bersama dengan Bulan Sabit Merah Arab-Suriah melakukan lebih dari sebelumnya. Bekerja di bagian garis terdepan, mereka memberikan bantuan kepada beberapa daerah oposisi yang paling paling parah menerima serangan dan daerah-daerah yang dikendalikan oleh pemerintah.

Dalam tiga minggu terakhir saja, mereka memiliki akses ke tiga wilayah yang dikuasai oposisi dan bantuan didistribusikan di Homs, Hama dan Idlib. "Selama dua tahun terakhir jutaan orang telah menerima bantuan, tetapi tidak cukup. Kebutuhan tumbuh pada kecepatan yang lebih tinggi daripada kemampuan kita untuk merespon kebutuhan tersebut. Isu keamanan dan kurangnya akses menjadi kendala yang menghalangi sampainya bantuan ke beberapa daerah. Kami telah melakukan apa yang harus kami lakukan".

"Hari ini, kami tidak mampu menjangkau semua penduduk yang terkena bencana. Kami menekankan bahwa negara harus memainkan peran positif dengan mengerahkan pengaruh yang kuat pada orang-orang yang terlibat untuk menjaga penghormatan terhadap hukum kemanusiaan internasional. Hal ini diharapkan akan menciptakan sebuah lingkungan di mana tindakan terkait isu kemanusiaan bisa dilakukan secara tepat ", jelas Mr. Mardini. [Widad/HASI/ICRC]


latestnews

View Full Version