BAGHDAD, IRAK (voa-islam.com) - Bom mobil menghantam lima masjid Syiah di Baghdad dan kota Kirkuk Irak utara setelah sholat Jumat, menewaskan 19 jamaah Syi'ah dan melukai 130 lainnya.
Sepuluh tahun setelah invasi AS yang menggulingkan Saddam Hussein, Irak masih bergulat dengan gejolak politik dan pejuang Islam Sunni yang terkait dengan Al Qaidah, yang meningkatkan serangan terhadap sasaran-sasaran Syi'ah dan pasukan keamanan.
Ledakan hari Jumat (29/3/2013) menghantam masjid Syi'ah di tenggara dan utara Baghdad sementara yang lain merobek bagian depan dari masjid di Kirkuk, sebuah kota dengan campuran etnis Arab, Kurdi dan Turkman 170 km utara ibukota.
"Kami mendengarkan pidao ulama ketika kami mendengar ledakan yang sangat kuat. Kaca tersebar di mana-mana dan sebagian atap ambruk, "kata Mohammed, seorang korban terluka dalam ledakan Kirkuk.
Polisi dan pejabat kesehatan mengatakan serangan di Baghdad menewaskan 16 orang. Tiga lainnya tewas di Kirkuk, di mana ledakan itu meninggalkan tumpukan puing-puing beton di masjid dan di jalan di luar.
Serangan di Irak masih kurang umum daripada selama pembantaian Sunni-Syiah yang meletus pada puncak perang terakhir, ketika pejuang Islam membom Kuil suci Syi'ah al-Askari di Samarra pada tahun 2006.
Sayap lokal Al-Qaidah, Negara Islam Irak, telah bersumpah untuk terus melakukan serangan dan pejabat keamanan mengatakan pejuang Islam menyusun diri kembali di padang pasir Irak barat.
Al-Qaidah di Irak menyatakan bertanggung jawab atas gelombang pemboman dan serangan jibaku awal bulan ini yang menewaskan sekitar 60 orang pada ulang tahun ke-10 dari invasi AS.
Kelompok pejuang Islam Sunni melihat pemerintahan Syi'ah Irak pimpinan Perdana Menteri Nuri al-Maliki sebagai penindas minoritas Sunni di negara itu dan menargetkan Syi'ah untuk mencoba untuk memicu kekacauan sekterian serupa pada 2006-2007 yang menewaskan ribuan orang.
Washington telah menyatakan kelompok pejuang Islam Jabhat Al-Nusrah yang bertempur di Suriah terkait Al-Qaidah Irak dan menunjuk klompok itu sebagai organisasi teroris asing.
Pemerintah Irak mengatakan tidak mengambil sisi dalam perang Suriah namun kepentingannya sering selaras dengan orang-orang dari Iran yang juga Syi'ah. Menteri Luar Negeri AS John Kerry pada hari Ahad mendesak Nuri Al-Maliki untuk menghentikan penerbangan-penerbangan Iran yang membawa senjata untuk Suriah yang melalui wilayah udara Irak. (an/Reuters)