View Full Version
Ahad, 27 Apr 2014

Sukandar Ghozali Dibalik Turunnya FBR dalam Pengambilalihan Paksa MMR?

BEKASI (voa-islam.com) – Banyak yang bertanya-tanya perihal turunnya sekumpulan orang mengenakan seragam FBR dalam pengambilalihan paksa Masjid Muhammad Ramadhan (MMR) oleh Pemkot Bekasi beberapa waktu lalu. Ternyata, Sukandar Ghozali (yang juga anggota Pimpiman Daerah Muhammadiyah Bekasi, kemudian didaulat menjadi ketua DKM baru) berada di belakangnya.

“Saya ini kan juga penasehat FBR. Jadi saya punya lasykar, yang bisa membantu, menjaga dan melindungi saya,” tuturnya kepada voa-islam.com setelah acara Maulid Nabi sekaligus Isra’-Mi’raj, di MMR, Kamis (24/4/2014).

Sebagai Pimpinan Daerah MUhammadiyah Bekasi, rasanya cukup aneh jika Sunandar hadir pada acara yang tidak ada dalam ajaran Muhammadiyah, bahkan dianggap bagian dari pekara bid’ah. Bahkan dalam sambutannya pada acara yang didominasi remaja seusia anak-anak SMP tersebut, menyatakan bahwa masjid yang dipimpinnya itu terbua untuk semua madhab dan aliran umat Islam. Semua aliran akan ditampung dan boleh melakukan kegiatan di Masjid Ramadhan.

”Masjid Mohammad Ramadhan bukan milik satu golongan, tapi milik semua umat Islam”, ujarnya.

Tentunya ini sangat berseberangan dengan gaung dakwah di MMR, di mana Syi’ah, Ahmadiyah, dan LDDI dan kelompok-kelompok sempalan lainnya dibongkar kesesatan-kesesatannya.

Sukandar menilai bahwa mantan ketua DKM lama Ustadz Nanang memiliki wawasan keagamaan yang belakangan berubah dan dianggapnya aneh, Menurutnya, karena Ust Nanang terlalu dipengaruhi paham pemikiran Ust Abu Bakar Ba’asyir.

Dalam perbincangan dengan Voa-Islam, Sukandar mengklaim bahwa dirinya adalah warga dan salah satu pendiri dari Masjid Mohammad Ramadhan. Dijelaskannya, sudah sejak 2009 dicoba dilakukan regenerasi dan pergantian kepengurusan DKM, tapi selalu gagal karena DKM yang lama tidak mau diganti. DKM lama dibawah kepemimpinan Ust. Nanang beranggapan bahwa DKM Masjid statusnya otonom dan tidak berada dibawah Yayasan Al-Anshar.

“Kami sudah lama menasehati dan berkali-kali mengingatkan. Tapi tetap tak ada perubahan. Beberapa kali dicoba untuk melakukan pergantian DKM juga selalu ditentang. Ust. Nanang beranggapan DKM Masjid tidak dibawah yayasan Al-Anshar. Begitu terus berulang-ulang. Maka Pemkot mengambil alih DKM dan mengadakan pergantian DKM dan saya mendapat amanah menjadi Ketua DKM,” tuturnya.

Sukandar mengaku, bahwa dirinya mendapatkan ancaman fisik dan non fisik sejak menduduki posisi ketua DKM.

“Ancaman non fisik itu dilancarkan melalui sms, dan ancaman fisik langsung ditujukan kepada diri saya. Tapi saya tidak gentar dan tidak mundur walau hampir dibacok”, ujar Sukandar. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version