BEKASI (voa-islam.com) – Kisruh pengambilalihan paksa Masjid Muhammad Ramadhan (MMR) oleh Pemkot Bekasi, Ahad (20/04) memasuki babak baru. Pengurus DKM baru versi Pemkot Bekasi mengadakan tabligh akbar tepat pada jadwal kajian rutin Ummahat MMR, Rabu (30/04/2014) pagi tadi.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, setelah pengambilalihan masjid secara sepihak dan diikuti menyusun pengurus DKM baru, semua kegiatan taklim dan tabligh Akbar yang sudah berjalan rutin bertahun-tahun dihentikan paksa. Semua kegiatan tersebut tidak boleh diselenggerakan di wilayah masjid kecuali shalat lima waktu.
Tidak hanya kejian para ikhwan yang dilarang, kajian rutin Ummahat pun tak boleh diselenggarakan di dalam masjid. Pada Rabu (23/04), ibu-ibu mengadakan kajian rutin di parkiran masjid. Sedangkan kajian 2 hari berikutnya, Jum’at (25/04/2014), dengan terpaksa kajian diadakan diparkiran ruko seberang masjid.
Laporan kontributor voa-islam.com dilapangan, Tabligh Akbar yang diselenggarakan DKM MMR versi Pemkot bekerjasama dengan Ustadz Salimin Dani, Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Bekasi.
Walaupun menggunakan merek Tabligh Akbar, ternyata jamaah yang hadir tak lebih dari 50 orang. Walau menghadirkan Ustadz kenamaan di Bekasi, ternyata tak mampu membuat suasana Tabligh Akbar meriah. Lebih memprihatinkan lagi, dari jumlah tersebut, separuhnya adalah jamaah rutin pengajuan ibu-ibu di hari Rabu & Jum’at.
Menghindari konflik dan kesan negative, kajian rutin Ummahat MMR pada hari Rabu Dhuha mengalah dan mengalihkan tempat pengajian ke tempat lain di Komp Perumahan Pondok Mitra Lestari. Pemateri rutin, Ustadz Umar Mita, Lc (pakar kesesatan Syi'ah) menyampaikan kajian dengan penuh semangat.
Pada kesempatan itu juga, Ummahat mendeklarasikan nama baru pengajian mereka ‘’ MT Pecinta Sunnah". Ini dilakukan untuk membedakan dengan MT MMR bentukan DKM Versi Pemkot.
Walaupaun tidak dilaksanakan di MMR, namun jamaah yang hadir tidak kalah banyak dengan tabligh akbar ‘tandingan’ di MMR lantai bawah. Dari data yang disamapai ke redaksi, ada lebih dari 200 jamaah ummahat yang hadir.
(Ustadz Umar Mita, LC saat akan mengisi kajian)
(Jamaah membludak sampai keluar ruangan utama)
Seorang jamaah, Abu Sabil menyesalkan adanya tabligh Akbar tandingan yang diisi Ustadz Salimin Dani. Terkhusus kepada Ustadz Salimin Dani, jamaah rutin ini menyayangkan sikap beliau yang dinilainya tidak bijak.
“Sebagai sorang public figure yang menjadi panutan ummat semestinya tidak berada dalam suasana keruh hinga persoalanbenar-benar jernih,” tuturnya.
Dia menilai, keberadaan ketua DDII bekasi ini di Acara Tabligh Akbar yang diselenggarakan oleh DKM versi Pemkot itu sebagai representasi atas dukungannya terhadap penggulingan DKM lama.
“Sangat disayangkan sikap Ust Slimin Dani, karena hal ini akan membuat jamaah yang hendak menuntut ilmu sesuai sunah menjadi bimbang dan tidak pasti,” imbuhnya. [PurWD/voa-islam.com]