BEKASI (voa-islam.com) – Genap empat pekan pasca dikudeta berbagai kisah memprihatinkan tentang Masjid Muhammad Ramadhan (MMR) mulai terdengar. Salah satunya, sepinya masjid dari kegiatan taklim dan shalat berjamaah. Bahkan di suatu hari, dari Dzuhur sampai Isya’ tak ada adzan di MMR.
“Pernah suatu hari gak ada adzan di MMR seharian, dzuhur sampai isya’, karena muadzinnya sedang pergi seharian,” tutur penjaga bensin eceran dekat MMR yang tak mau ditulislan namanya karena takut kenapa-kenapa.
Saat dikonfirmasi tentang waktu tepatnya, sumber tersebut mengaku lupa persisnya. Menurutnya, kira-kira Sabtu atau Ahad pekan kemarin.
Informasi yang kami peroleh, muadzin MMR yang baru bernama Abdul Azis. Saat kontributor kami menghubunginya, Aziz mengaku dari Jum’at sampai Ahad (9 – 11/05/2014) terpaksa harus pergi sementara meninggalkan masjid untuk mencari pekerjaan lain.
Menurut pengakuannya, DKM baru tidak memberi gaji, dan belum bisa memastikan gaji seperti yang sudah dilakukan DKM sebelumnya.
. . DKM baru tidak memberi gaji, dan belum bisa memastikan gaji seperti yang sudah dilakukan DKM sebelumnya. . . (alasan Muadzin MMR, Aziz, tinggalkan masjid mencari kerja)
MMR diambil alih paksa Pemkot Bekasi dari tangan pengurus DKM lama yang diketuai Ustadz Nanang Prayudiyanto, Ahad (20/04/2014). Dalam eksekusinya, Pemkot Bekasi melibatkan tokoh masyarakat Pekayon-Bekasi, Abdul Hadi yang ternyata sudah dikenal pernah mengambil alih beberapa masjid lain yang sudah berdiri tegak.
Tidak hanya Satpol PP yang turun mengawal eksekusi, Pemkot juga menurunkan personel Brimob Kelapa Dua.
Tak cukup aparat yang turun, eksekusi Pemkot itu juga melibatkan sejumlah pria bertampang preman. Mereka masuk dan duduk di masjid dengan pamer tato di lengan sambil mengenakan kaos press body dan tapi.
Wajar saja jika dikemudian hari masjid Muhammad Ramadhan semakin sepi dari kegiatan-kegiatan keislaman. Padahal dahulu MMR dikenal masjid yang tak pernah sepi dari kegiatan keislaman seperti taklim, pengajian, kuliah umum, tabligh akbar, bela diri, dan santunan yatim dan dhu’afa.
Adakah Pemkot Bekasi bertanggung jawab terhadap nasib MMR yang tak jelas kemakmurannya? [PurWD/voa-islam.com]