JAKARTA (voa-islam.com)--Instruksi Ketua GP Ansor H. Yaqut Cholil Qoumas yang memerintahkan kepada personil Banser untuk menangkap siapa saja yang memasang sepanduk dan mengkampanyekan ide khilafah di Indonesia ditanggapi oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Melalui juru bicara Ismail Yusanto, HTI mempertanyakan instruksi GP Ansor tersebut. (Baca juga: Kepada Banser, Ketua GP Ansor Perintahkan untuk Menangkap Pemasang Spanduk Khilafah).
“Iya ini menunujukan tidak rahmatan lil ‘alamin kalau itu dicopot. Apa yg salah coba? Mana yang salah?” kata Ismail kepada wartawan saat konferensi pres di Balai Sudirman Jakarta Selatan, Sabtu (23/4/2016).
Apalagi menurut Ismail, syari’ah dan khilafah adalah ajaran Islam dan terkandung dalam al-Qur`an. Jika itu ditolak sama saja menolak ajaran Islam.
“Syariah dan khilafah itu berasal dari Islam. Ada di al-Qur`an. Sungguh kami tidak mengerti. Kami berharap itu tidak terjadi. Sungguh sangat disayangkan,” tegas Ismail.
Menurutnya, banyak poster atau spanduk iklan bergambar seronok yang mestinya dicopot di tempat umum.
“Banyak sepanduk di jalan yang lebih pantas diturunkan. Iklan-iklan yang seronok. Kenapa tidak diturunkan?” ujar Ismail.
Sementara, Ismail mengaku jika hal tersebut terjadi pihaknya tidak akan membalas. Namun dia akan melaporkan hal tersebut kepada polisi. Dan ini menjawab tantangan Ketua GP Ansor yang mengaku siap dipenjara karena berani melakukan penolakan kepada kampanye Khilafah oleh HTI.
“Kami akan melaporkan saja ke aparat keamanan. Karena merebut hak orang lain. HTI tidak balas,” kata Ismail dengan nada santai.* [Nizar/Syaf/voa-islam.com]