View Full Version
Selasa, 02 Feb 2021

Ingat Mati; Ibadah Istimewa di Masa Pandemi

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam.  Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Suatu hari, Al-Fudhail bin ‘Iyadh bertemu seorang laki-laki paruh baya. Ia bertanya kepadanya, “berapa usiamu?” Laki-laki tadi menjawab, “60 tahun.” 

Kemudian Imam al-Fudhail berkata, “Kalau begitu, sejak kamu menginjak enam puluh tahun, berarti perjalanmu menuju Tuhanmu akan segera sampai.”

Seketika itu, laki-laki tua tadi membaca kalimat istirja’, “Innaa Lillaahi wa Inaa Ilaihi Raaji’un (Kami ini milik Allah dan pasti kami akan kembali kepada-Nya)”.

Al-Fudhail bertanya, “wahai saudaraku, apakah kamu tahu maknanya?”

Laki-laki itu menjawab, “ya, aku tahu, bahwa aku ini seorang hamba milik Allah, dan sesungguhnya hanya kepada-Nya aku akan kembali.”

Al-Fudhail berkata, “Wahai saudaraku, siapa yang tahu bahwa dia hamba milik Allah dan akan kembali kepada-Nya berarti ia tahu akan dibawa di hadapan-Nya, siapa yang tahu ia akan dibawa di hadapan Allah maka ia tahu bahwa dirinya akan ditanya, siapa yang tahu bahwa dirinya akan ditanya maka hendaknya ia siapkan jawaban untuk pertanyaan.”

Laki-laki itu gemetar dan menangis. Ia betanya, “Wahai Fudhail, apa jalan keluar yang harus aku lakukan?”

Al-Fudhail menjawab, “mudah.”

Laki-laki tua itu bertanya, “apa itu –semoga Allah merahmatimu-?”

Al-Fudhail menjawab,

أَنْ تَتَّقِيَ اللهَ فِيمَا بَقِيَ، يَغْفِر اللهُ لَكَ مَا قَدْ مَضَى وَمَا قَدْ بَقِيَ

Engkau bertakwa pada sisa hidupmu, niscaya Allah ampuni untukmu apa yang telah lalu dan yang tersisa.

Dalam keterangan lain disebutkan,

تُحْسِنُ فِيمَا بَقِيَ ، يُغْفَرُ لَكَ مَا مَضَى وَمَا بَقِيَ , فَإِنَّكَ إِنْ أَسَأْتَ فِيمَا بَقِيَ أُخِذْتَ بِمَا مَضَى وَمَا بَقِيَ

Perbaiki sisa usiamu, diampuni untukmu niscaya Allah ampuni untukmu apa yang telah lalu dan yang tersisa. Jika kamu berbuat buruk di sisa usiamu maka kamu akan dihukum dengan sebab perbuatanmu yang telah lalu dan yang tersisa dari usiamu.

Ahmad bin ‘Ashim al-Anthaki memiliki perkataan serupa,

أَصْلِحْ مَا بَقِيَ مِنْ عُمْرِكَ، يُغْفَر لَكَ مَا مَضَى

“Perbaiki sisa usiamu, maka akan diampuni untukmu apa yang telah lalu.”

 Mengingat kematian akan menjadi obat diri dari kelalaian. Karenanya, penting sekali kita sering-sering mengingat kematian. Ini seperti pesan baginda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam,

أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِى الْمَوْتَ

Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan”, yaitu kematian.” (HR. Al-Tirmidzi dan al-Nasa’i. Dishahihkan pula oleh al-Hakim)

Kematian merupakan pemutus segala kesenangan dunia. Namun hakikatnya, ia mendekatkan kepada kenikmatan hidup di akhirat. Diawali dari kubur (nikmat kubur). Tentunya ini bagi orang-orang beriman yang shalih.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam perintahkan untuk sering mengingat kematian dan kehidupan setelahnnya sehingga kita mempersiapkan bekal untuknya. Dengannya, kita terdorong menjalankan ketaatan-ketaatan, segera bertaubat dari kemaksiatan-kemaksiatan, dan menahan diri dari memperturutkan syahwat.

Banyak mengingat kematian akan menghindarkan diri kita dari sifat serakah dan thoma’ (rakus) terhadap dunia. Sekaligus akan membulatkan tekad kita mengjauhi segala bentuk kemaksiatan.

[Baca: Nenek 70 Tahun Selalu Ingat Mati, Apa Doa untuk Meraih Husnul Khatimah?]

Di masa pandemi covid 19 ini kita sering diingatkan kepada kematian dengan banyaknya korban meninggal dunia karena terserang virus ini. Satu persatu orang-orang yang kita kenal wafat. Kiai, ustadz, dan tokoh umat juga banyak yang gugur.  Semua ini menjadi sarana terbaik kita untuk memperbanyak ingat mati.

Ingat mati diperintahkan oleh Nabi  Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Berarti, ini adalah ibadah yg berdasar sunnah. Dengan banyak mengingat mati ini, kita tidak akan rakus dan tamak kepada dunia. Muncul tekad menjauhi kemaksiatan. Hadir dorongan kuat menjalankan ketaatan, lebih khusyu’ dalam ibadah, dan segera bertaubat dan banyak minta ampun. Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version