View Full Version
Senin, 01 Apr 2019

Pendeta Saefudin : Tuhan Macam Apakah Yang Hanya Memuaskan Sek Nabinya?

JAKARTA (voa-islam.com) - Inilah bagian akhir dari buku antara Pendeta Saefudin Abraham dengan kristolog Insan Mokoginta. Di mana Pendeta Saefudin Abraham dengan menista Allah, Rasul, al-Qur'an, dan umat Islam. Sungguh sangat luar biasa penistaan oleh Pendeta Saefudin Abraham.

"Tuhan macam apakah yang tidak punya pekerjaan lain, selain memastikan kepuasan sek sang nabi-Nya? Tuhan macam apakah yang memastikan suami dibunuh, atau seorang istri diceraikan agar sang nabi mendapatkan wanita yang diincarnya?" (Pendeta Saefudin Abraham)

Pendeta Saefudin Abrahim : Dalam Islam ritual-ritual atas nama Allah ada hubungannya dengan pemujaan berhala yang telah berjalan sebelum Muhammad. Praktek menyembah berhala, hijrah sekali setahun di Ka’bah, puasa, menyembelih kambing,  lari antara bukit Safa dan Marwa, sholat lima waktu meghadapi Ka’bah diikuti secara ketat oleh Muslim.

Insan Mokoginta : Ini pelecehan terhadap ibadah haji, umroh, puasa, shalat lima waktu,  penyembelihan hewan korban dll, seolah itu semua pemujaan terhadap berhala atas nama Allah.

Pendeta Saefudin Abrahim : Mencium batu hitam adalah satu amal yang merusak kemurnian  Tauhid. Ini adalah syirik yang amat buruk.

Insan Mokoginta : Ini pelecehan  seolah yang mencium hajar aswad syirik.

Pendeta Saefudin  Abrahim : Dalam kisah Isra’ dan Mi’raj, Muhammad naik Buraq dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Palestina. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 27 Sya’ban tahun 12 kenabian. Buraq adalah kendaraan kuda itu berkepala wanita yang cantik? Karena Muhammad menyukai wanita, bahkan hidupnya dikelilingi istri-istri yang cantik  dan molek. Muhammad hanya menikah dengan wanita tua yaitu Khadijah janda 40 tahun. Setelah Khadijah meninggal, Muhammad dengan janda-janda muda. Dan Aisyah satu-satunya perawan, dinikahi Muhammad dalam usia 6 tahun. Tidak sebagai suami istri setelah umur 9 tahun, kira-kira kelas dua sekolah dasar.

Insan Mokoginta : Ini amat sangat melecehkan Nabi Muhammad.Dan juga sengaja ditulis seperti itu untuk membentuk opini buruk terhadap Muhammad, agar umat Islam ragu dengan agamanya, jadi mudah dia pengaruhi dan murtadkan ke dalam agama Kristen.

Pendeta Saefudin Abrahim : Pernikahan keempat dengan Zainab binti Jahsy berbau mesum.  Karena tanpa wali dan saksi sebagai syarat sahnya sebuah pernikahan.

Insan Mokoginta : Benarkah Nabi Muhammad melakukan itu?

Pendeta Saefudin Abraham :  Sungguh aneh kehidupan sang nabi ini. Sungguh ajaib, bilamana semua perkawinannya atas perintah Allah  demi agama yang diturunkannya.

Insan  Mokoginta : Seakan Nabi Muhammad yang merekayasa pernikahannya.

Pendeta Saefudin Abrahim : Tuhan macam apakah yang tidak punya pekerjaan lain, selain memastikan kepuasan sek sang nabi-Nya? Tuhan macam apakah yang memastsikan suami dibunuh, atau seorang istri diceraikan agar sang nabi mendapatkan wanita yang diincarnya?

Insan Mokoginta : Ini jelas pelecehan kepada Allah dan Mohammad. Seolah Allah dan Muhammad sangat jahat dan menghalalkan segala cara.

Pendeta Saefudin Abrahim  : Secara fisik Saudah dia malang, namun ia adalah yang  paling jiwa, karakter dan moral. Tapi, bagi sang nabi, soal karakter, elok jiwa, dan keindahan sifat, tidak disyaratkan oleh sang nabi. Dia malah mengancam akan menceraikannya (Saudah), jika jatah malamnya tidak diberikan kepada Aisyah.

Insan Mokoginta : Seolah nabi Muhammad tidak bsia adil membagi  waktu bagi istri-istrinya, yang melawan  diancam oleh beliau.

Pendeta Saefudin  Abrahim : Muhammad sudah cukup puas dengan Maria, mengunjungi dan menghabiskan waktunya siang  dan malam tanpa bosan-bosan. Suatu kali dia ingin bertemu dengan Maria di rumah Hafsah.  Dan Hafsah tidak ada di rumah. Ketika Hafsah tiba-tiba pulang, dia menemukan Muhammad sedang berhubungan intim dengan  Maria di tempat tidurnya sendiri.

Insan Mokoginta : Dilukiskan  nabi Muhammad meniduri wanita yang bukan istrinya di kamar istrinya. Ini pelecehan terhadap seorang nabi seperti Muhammad saw.

Pendeta Saefudin Abrahim : Terlalu banyak untuk menunjukkan  kontradiksi yang ada dalam al-Qur’an, sehingga bukan salah saya kalau saya pindah ke dalam ajaran Kristen. Secara keseluruhan ada 200 an kejanggalan baik dalam sejarah, geografi, kisah dan saling bertentangan.

InsanMokoginta : Ini tudahan  terhadap al-Qur’an yang belum tentu benar. Jadi harus diklarifikasi, jika  tidak ini pelecehan.

Pendeta Saefudin Abrahim : Dan  setiap orang boleh menafsirkan al-Qur’an untuk  kepentingannya. Malahan dalam  haditsnya, Muhammad memerintahkan untuk menumpas orang kafir yang harus dikaitkan dengan mengunjungi dirinya sama dengan Allah.

Insan Mokoginta : Ini  pelecehan. Seolah siapa saja dapat menafsirkan al-Qur’an sekehendaknya. Apa benar Muhammad samakan dengan dirinya?

Pendeta Saefudin Abrahim : Ada 22 negara Arab, berbahasa Arab, beragama Islam, tapi mereka tidak bisa bersatu menghadapi satu negara Yahudi. Itulah penggenapan nubuat Al-Kitab, bahwa mereka adalah keturunan  ‘keledai liar’.  

Insan Mokoginta : Ini penghinaan dan pelecehan  terhadap para leluhurnya nabi Muhammad saw.

Begitu luar biasanya Pendeta Saefudin Abrahim menghina Allah, Rasul, al-Qur'an, dan kaum Muslimin. Penghinaan diluar batas. Hal ini tidak pernah dilakukan oleh Muslim terhadap mereka. Mengapa Pendeta Saefudin Abraham telah berbuat demikian?

(jj/dialog pendeta Saefudin-Insan Mokoginta/voa-islam.com). 


latestnews

View Full Version